Dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Senin, 24 Februari 2020, capaian laba disebabkan kenaikan pendapatan bunga dan pendapatan syariah yang mencapai Rp2,779 triliun atau lebih tinggi dari capaian 2018 sebesar Rp2,045 trilliun. Sementara itu, kenaikan beban bunga dan beban syariah mencapai Rp1,486 triliun atau naik dari capaian 2018 sebesar Rp986 miliar.
Laba sebelum pajak mencapai Rp620 miliar atau naik dari tahun lalu yang mencapai Rp452 miliar. Capaian ini disebabkan dari laba operasional yang mencapai Rp615 miliar ditambah laba non operasional sebesar Rp5,4 miliar. Hasilnya laba sebelum pajak naik 37 persen jika dibandingkan dengan capaian 2018.
Total aset Bank Mandiri Taspen mencapai Rp26 triliun atau naik dari capaian 2018 sebelumnya sebesar Rp20,9 triliun. Porfolio aset terbesar dari pinjaman yang diberikan dan piutang alias aset lancar mencapai Rp20,3 triliun. Angkanya naik dari capaian 2018 sebesar Rp15,5 triliun.
Total utang mencapai Rp24 triliun pada 2019. Sebagian utang berasal dari simpanan berjangka yang sebesar Rp16,5 triliun. Simpanan berjangka ini masuk kepada produk deposito sedangkan tabungan atau yang dikenal dengan dana murah mencapai Rp3,5 triliun. Pada 2018 utang mencapai Rp18,6 triliun atau dengan kata lain utang tumbuh 29 persen.
Total permodalan anak usaha Bank Mandiri ini mencapai Rp2,6 triliun atau naik 11,5 persen dari capaian pada 2018 yang sebesar Rp2,3 triliun. Kenaikan ekuitas tak sebesar dengan kenaikan utang dalam setahun. Sehingga rasio utang dan ekuitas perseroan membengkak dari 8 x menjadi 9,3x.
Rasio kredit macet perusahaan atau NPL Gross sebesar 0,68 persen. Masih dibawah batas aman BI dengan NPL gross sebesar 4 persen. Indikator lain seperti Return on Asset (ROA) sebesar 2,62 persen. Return on Equity (ROE) sebesar 19,30 persen dengan Net Interset margin (NIM) sebesar 6,04 persen atau turun dari capaian tahun sebelumnya sebesar 6,91 persen. Modal inti perseroan capai Rp2,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News