Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/Ismar Patrizki)
Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/Ismar Patrizki)

Sentimen Negatif Membayangi Saham Tiga Perusahaan Tambang BUMN

Dian Ihsan Siregar • 16 November 2017 15:27
Jakarta: Kementerian BUMN akan melepas status perseroan terbatas terhadap tiga perusahaan tambang pelat merah, yakni PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), PT Timah (Persero) Tbk (TINS), dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM). Perubahan stat‎us tiga perusahaan tambang BUMN bertujuan untuk menjadi holding BUMN Pertambangan.
 
Nantinya, holding BUMN tambang akan dikendalikan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) selaku induk usaha atau pemegang saham pengendali (PSP).
 
Melihat hal ini, Analis First Asia Capital David Setyanto menuturkan perubahan status ketiga perusahaan tambang pelat merah tidak direspons positif oleh pelaku pasar. Karena, saham perusahaan terus tajam selama dua hari ini.

Mengutip Yahoo Finance, Kamis, 16 November 2017, saham Timah makin menyusut hingga ke Rp890 per saham dibandingkan saat penutupan perdagangan Rabu, 15 November 2017 yang berada di posisi Rp900 per saham. Sebelumnya sempat berada di posisi Rp920 per saham.
 
Sementara saham Bukit Asam terus merosot menjadi Rp11.100 per saham, penutupan perdagangan Rabu, 15 November 2017 saham perseroan berada di Rp11.225 per saham, dan sempat terperosok lebih ke Rp10.850 per saham.
 
Sedangkan saham milik Aneka Tambang mulai menguat ke posisi Rp665 per saham. Pada perdagangan Rabu, 15 November 2017 ditutup melemah ke posisi Rp660 per saham, dan sempat di posisi Rp655 per saham.
 
"Walaupun melemah, itu hanya bersifat sementara. Cuma khawatir kinerjanya tidak seperti waktu masih BUMN. Jadi penurunan sahamnya itu sifat sementara yang selama beberapa hari ini," ungkap David kepada medcom.id.
 
Jika terus melemah, David memproyeksikan posisi support saham untuk Antam di level Rp625 per saham. Untuk Bukit Asam berada di posisi Rp10.300 per saham, sedangkan PT Timah berada di Rp815 per saham.
 
"Ini hanya masih menunggu penjelasan. Tapi kalau dilihat secara keseluruhan, saya lihat masih positif untuk perubahan status perseroan menjadi nonperseroan untuk tiga perusahaan tersebut," tutur David.
 
Masih optimistisnya kinerja ketiga perusahaan tambang pelat merah tersebut, diakuinya karena semua perusahaan tersebut bisa lebih lincah dalam menjalankan bisnis. "Karena BUMN biasanya lebih ribet dalam menjalankan bisnis. Maka dari itu saya yakin akan lebih positif ke depannya," pungkas David.
 
Seperti dikutip dalam surat panggilan RUPSLB ketiga BUMN tersebut pada Selasa 14 November 2017, agenda dalam RUPSLB ketiga badan usaha tersebut sama sama membahas mengenai perubahan anggaran dasar perseroan terkait perubahan status persero menjadi non-persero.
 
Ketiga perusahaan akan melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 November 2017, di Hotel Borobudur, Jakarta. Hanya saja waktunya berbeda-beda. Untuk Antam akan dimulai pukul 09.00 WIB, Timah pukul 13.00 WIB, dan Bukit Asam pukul 15.00 WIB
 
Dalam ketiga surat panggilan itu menerangkan nantinya juga akan ada pembicaraan mengenai penyertaan modal negara (PMN) ke dalam modal saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang menjadi pemimpin dari holding BUMN pertambangan.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan