Mengutip laporan keuangan perusahaan, Selasa, 29 Oktober 2019, penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh capaian pendapatan yang cenderung stagnan dan kenaikan beban pokok yang berasal dari beban operasional dan beban keuangan.
Tercatat, pendapatan perusahaan selama sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp7,8 triliun, atau tumbuh tipis dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,7 triliun. Penjualan kotor perusahaan juga hanya tercatat Rp13,8 triliun, tumbuh 1,5 persen dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp13,6 triliun.
Pada periode ini, emiten dengan kode LPPF ini mencatatkan same store sales growth (SSSG) sebesar 0,5 persen, sangat jauh dari capaian sembilan bulan pertama di tahun lalu yang mencapai 4,4 persen.
Dalam keterangan tertulisnya, CEO dan Wakil Presiden Direktur Richard Gibson menjelaskan tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah lingkungan ritel yang lebih kompetitif. Oleh karena itu, perusahaan melakukan berbagai upaya untuk menyeimbangi kondisi tersebut.
"Meskipun terdapat lingkungan ritel yang kompetitif, kami mampu mencapai pertumbuhan penjualan yang positif. Basis pelanggan loyalitas aktif kami, yang kini berjumlah 7,9 juta, telah tumbuh lebih dari 15 persen dari periode yang sama tahun lalu, yang kami yakini merupakan bukti kekuatan kami yang secara konsisten memberikan nilai yang luar biasa," ucap Richard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News