"Banyak hal-hal yang terjadi dan tidak terlalu mendukung perekonomian kita. Tapi Alhamdulillah untuk pasar modal kita masih bisa meliat kinerja yang stabil di 2019 ini," ujar Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida dalam penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kawasan SCBD Sudirman, Jakarta Selatan, Senin, 30 Desember 2019.
Menurutnya, peningkatan jumlah investor dan pertumbuhan industri pasar modal juga menunjukkan kepercayaan investor yang begitu besar terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia. Bahkan pada penutupan perdagangan bursa pada Jumat, 27 Desember 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh positif meskipun dalam rentang yang tipis.
"IHSG masih naik 2,18 persen ke posisi 6.329,31. Ini merupakan kinerja yang patut kita syukuri, ini juga prestasi yang harus kita hargai dan apresiasi," ungkap dia.
Nurhaida membeberkan beberapa pertumbuhan positif pada kinerja pasar modal sepanjang tahun ini. Di antaranya jumlah investor saham yang mencapai 2,48 juta investor, naik 40 persen dari tahun sebelumnya.
Kemudian, dana investor asing meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu, mencapai Rp49,19 triliun year to date/ytd pada posisi 27 Desember 2019. Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dana investor asing juga terjadi net buy sebanyak Rp171,59 triliun (per 26 Desember 2019).
Obligasi korporasi membukukan net buy sebesar Rp5,48 triliun (per 27 Desember 2019). Pasar SBN sepanjang 2019 juga mengalami penguatan dengan turunnya rata-rata yield SBN sebesar 96,57 bps ytd.
"Ini semua merupakan kinerja yang baik dan tidak lepas dari seluruh pihak, baik pemerintah, bursa efek itu sendiri, dan seluruh pelaku industri jasa keuangan," ucap Nurhaida.
Selain itu, sepanjang tahun ini otoritas juga telah mengeluarkan 175 Surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Sebanyak 56 di antaranya merupakan emiten baru dengan total nilai hasil Penawaran Umum Rp166,25 triliun atau naik 0,99 persen.
Pemanfaatan penghimpunan dana melalui produk pengelolaan investasi seperti DIRE, DINFRA, Reksa Dana, dan lainnya pun meningkat hingga 8,37 persen ytd dengan total kelolaan sebesar Rp811,19 triliun per 26 Desember 2019.
"Aktivitas perdagangan pasar modal Indonesia juga mengalami peningkatan yang tercermin dari kenaikan rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 21 persen menjadi 469 ribu kali per hari dan menjadikan likuiditas perdagangan saham BEI lebih tinggi di antara bursa-bursa lainnya di kawasan Asia Tenggara," pungkas Nurhaida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News