Illustrasi. MI/Adam Dwi.
Illustrasi. MI/Adam Dwi.

Semester I-2018

Laba Sri Rejeki Isman Meningkat 67,6%

Annisa ayu artanti • 02 Agustus 2018 19:51
Jakarta: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mencatat laba bersih pada semester I-2018 sebesar USD56,3 juta atau meningkat 67,6 persen secara (YoY). Pertumbuhan laba bersih didukung oleh penerapan strategi dari manajemen yaitu selesai mengakuisisi dua perusahaan tekstil PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries.
 
"Selain itu perusahaan juga meningkatkan kapasitas produksi, peningkatan utilisasi produksi, penghematan biaya, meningkatkan efisiensi produksi, memperluas diversifikasi produk serta memperluas jaringan pelanggan," kata Direktur Keuangan SRIL Allan Moran Severinno dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 2 Agustus 2018.
 
Allan menjelaskan, untuk 2018 ini, SRIL menargetkan penjualan kotor bertumbuh sekitar 35 persen sehingga total penjualan di 2018 akan melebihi angka USD1 miliar.

Kapasitas produksi Sritex saat ini untuk benang (Spinning) adalah 1,15 juta bales per tahun, penenunan (Weaving) sebesar 180 juta meter per tahun, kain jadi (Finishing) sebesar 240 juta yard per tahun dan apparel (Garment) sebesar 30 juta potong per tahun.
 
Saat ini tingkat utilisasi produksi masing-masing segmen adalah Spinning 92 persen, Weaving 86 persen, Finishing 82 persen, dan Garment 95 persen.
 
Lebih lanjut, untuk 2018, perseroan optimistis dapat mencapai target penjualan maupun target laba bersih terbantu dengan terus diterapkannya teknologi industri 4.0 agar proses bisa terus dikompres dan dipercepat.
 
Kontribusi terhadap ekspor akan meningkat karena perusahaan akan terus memperbesar volume ekspor. Perusahaan menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi dalam kisaran 56-58 persen dari total penjualan pada tahun ini.
 
Allan menuturkan, perusahaan juga yakin bahwa tingkat daya saing perusahaan tekstil di Indonesia masih baik dibandingkan negara-negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh.
 
"Tentunya, masih terus bisa ditingkatkan dengan sinergi antara para pelaku usaha dan pemerintah dari hulu hingga hilir," ucap dia.
 
Capex untuk tahun ini sebesar USD30 juta-USD40 juta digunakan untuk pemeliharaan mesin dan bangunan serta penambahan kapasitas di segmen garmen dari 27 juta potong per tahun ke 30 juta potong per 2018.
 
Angka tersebut diluar biaya akuisisi dua perusahaan yaitu PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries sebesar USD85 juta. Akuisisi ini membuat prospek bisnis SRIL menarik pada tahun ini karena pasar ekspor Perusahaan akan semakin meluas terutama di Jepang dan negara-negara lainnya di Amerika Selatan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan