"Komponen item bahan konstruksi yang menggunakan mata uang dolar AS tidak besar. Konstruksi kebanyakan pembayaran memakai rupiah. Mungkin ada item dari gedung yang harus diimpor, seperti lift, eskalator, dan elevator, itu kita pakai USD," ujar Direktur Utama PP Properti Galih Prahananto, ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (19/5/2015).
Bahan-bahan yang digunakan perseroan untuk bangunan konstruksinya merupakan produksi lokal, mulai dari kaca, semen, dan batu bata. Sehingga, tutur dia, perseroan tidak merasa kesulitan untuk memperoleh bahan-bahan tersebut.
Saat ini, sambung Galih, perseroan akan terus mendukung imbauan dari pemerintah, yakni terus menggunakan produk-produk dalam negeri dan percaya pada kualitas buatan Indonesia.
"Properti yang dibangun di sini, pemerintah menginginkan komponen proyek dan produknya didapatkan dari dalam negeri," tutup dia.
Seperti diketahui, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada saat ini melemah 67 poin menjadi Rp13.183 per USD, dari posisi di hari sebelumnya Rp13.116 per USD. Sedangkan data Bloomberg siang ini, posisi rupiah berada di level Rp13.170 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News