Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan indeks diperdagangkan pada level support 2.748-6.269 dan resisten 6.325-6.360. "Dampak dari kelanjutan perang dagang diperkirakan masih akan memengaruhi pergerakan," kata Dennies, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Selasa, 3 September 2019.
Selain itu, lanjut Dennies, pelemahan pergerakan IHSG juga dikarenakan dampak data inflasi yang sedikit di bawah ekspektasi. Secara teknikal, pergerakan indeks masuk ke area jenuh beli sehingga pergerakan cenderung melemah.
"IHSG diprediksi melemah. Terlihat mulai (pergerakan IHSG) menyempit disekitar area overbought mengindikasikan adanya potensi pelemahan dalam jangka pendek," jelas dia.
Senada dengan Dennies, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, laju IHSG akan melemah. Sentimen selanjutnya investor masih menanti respons tarif impor baru oleh AS dan balasan Tiongkok.
"Diperkirakan IHSG masih akan tertekan pada perdagangan selanjutnya dengan support resistance 6.258-6.326," kata Lanjar.
Selain itu, data indeks kinerja manufaktur PMI di Amerika Serikat pun akan menjadi sorotan. Beberapa saham yang direkomendasikan kepada investor adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News