"Satu dengan offline melalui gerai dan satu lagi melalui online dengan nama eraphone.com yang dikelola anak perseroan kami," ungkap Sekretaris Perusahaan Erajaya Swasembada Djatmiko Wardoyo, ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Senin (14/12/2015).
Porsi online, sebut Djatmiko, masih sangat kecil ketimbang offline. Sebagai perbandingan, pasar online di Amerika Serikat baru sekitar 17 persen. Sedangkan di Indonesia porsinya berada di bawah angka tersebut. Dengan kata lain, penjualan offline masih mendominasi.
Saat ini, lanjutnya, Erajaya Swasembada memiliki sebanyak 538 gerai yang tersebar di berbagai daerah. Pada akhir 2015 ini, diperkirakan akan bertambah dan menjadi 560 gerai dengan menjual 18 merek handphone.
"Handphone besar pasarnya untuk kisaran Rp2-3 juta. Semakin mahal semakin sedikit penjualannya. Seperti piramida terbalik. Namun, sekarang itu berubah menjadi cembung," jelas dia.
Sementara untuk handphone dengan harga Rp2-3 juta berada di tengah-tengah, sebagai contoh pemegang merek Xiomi, Asus, Lenovo, Acer, dan sebagainya. Merek handphone tersebut banyak dicari, karena harga yang terjangkau dan kualitasnya tidak jauh berbeda dengan merek yang lainnya.
"Ini sudah terjadi sejak dua tahun terakhir, pemegang merek tengah-tengah mulai banyak diinginkan," pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id