Indeks ISM manufaktur PMI September berada pada level 47,8 terendah sejak Juni 2009 dan merupakan bulan kedua data tersebut berada di zona kontraksi. Selain itu, indeks pesanan ekspor baru juga hanya berada di level 41,0 atau turun dari Agustus 2019 sebesar 43,3 dan merupakan data terendah sejak Maret 2009.
Samuel Research Team mengungkapkan sentimen negatif lain datang dari pemangkasan outlook ekonomi 2019 oleh WTO menjadi 1,2 persen secara yoy. Pemangkasan ini turun tajam dari proyeksi pada April sebesar 2,6 persen. Menurut WTO penyebab utama rendahnya pertumbuhan dunia disebabkan berlarut-larutnya perang dagang AS dan Tiongkok.
Konflik kedua negara membuat dunia usaha menunda rencana ekspansinya. "Selain itu, maraknya sentimen negatif membuat kami memperkirakan IHSG hari ini kembali terkoreksi dan mengikuti pergerakan bursa regional," ungkap Samuel Research Team, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2019.
Lebih lanjut, pelemahan ekonomi juga terlihat di zona Eropa. Data final indeks Manufaktur PMI Eropa berada pada level 45,7 atau terendah sejak Oktober 2012. Jerman menjadi pemberat utama dengan indeks manufaktur PMI berada di level 41,7 dan disusul Spanyol dan Italia yang juga terkontraksi dengan indeks PMI berada di bawah level 50.
Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat ditutup lebih rendah atau negatif pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), setelah survei manufaktur Amerika Serikat menunjukkan level terburuk dalam satu dekade. Di sisi lain, perang dagang antara Washington dan Beijing yang terus berlangsung masih memberikan beban tersendiri.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 343,79 poin atau 1,28 persen menjadi 26.573,04. Sedangkan S&P 500 turun sebanyak 36,49 poin atau 1,23 persen menjadi 2.940,25. Indeks Komposit Nasdaq turun 90,65 poin atau 1,13 persen menjadi 7.908,69.
Sementara itu, harga minyak dunia turun pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena data manufaktur Amerika Serikat (AS) yang lemah memicu kekhawatiran atas potensi perlambatan permintaan energi. Di sisi lain, lemahnya permintaan dari dunia juga turut membebani pergerakan harga minyak.
West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun USD0,45 menjadi USD53,62 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun USD0,36 menjadi USD58,89 per barel di London ICE Futures Exchange.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News