IHSG melemah 2,68 poin menjadi 6.286 pada penutupan perdagangan Kamis, 16 Januari 2020. Volume perdagangan sebesar 4,9 miliar lembar saham dengan nilai Rp5,7 triliun. Sebanyak 213 saham naik dan 215 saham turun. Sektor perkebunan naik paling kencang.
Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) pada November 2019 mencapai USD404,4 miliar, atau meningkat 8,3 persen yoy dibandingkan November 2018 atau melambat dibandingkan pertumbuhan Oktober 2019 yang tumbuh terakselerasi hingga 12 persen.
BI memastikan struktur ULN tetap sehat karena rasio utang terhadap GDP pada November 2019 sebesar 35,9 persen atau membaik dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, struktur ULN tetap didominasi utang jangka panjang.
Neraca perdagangan Indonesia pada 2019 mengalami defisit USD3,2 miliar, disebabkan oleh neraca perdagangan minyak dan gas yang memgalami defisit hingga mencapai USD9,3 miliar. Hal ini bisa menambah tekanan kepada indeks.
Selain faktor diatas pasar lebih menyikapi positif hasil kesepakatan AS-Tiongkok yang menandatangani perjanjian perdagangan fase pertama dan berjanji untuk menyelesaikan sengketa tarif. Diperkirakan indeks acuan BEI yakni IHSG berpeluang menguat.
Bloomberg melansir mata uang rupiah menguat 52 poin menjadi Rp13.642 per USD. Yahoo Finance mencatat mata uang rupiah menguat 67 poin ke posisi Rp13.635 per USD. Bank Indonesia merekam mata uang rupiah berada pada posisi Rp13.685 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News