Dengan target dana Rp1,5 triliun dan penerbitan saham sebanyak 5 lembar maka diasumsikan harga right issue tersebut di kisaran Rp300 per saham. Dana dari hasil right issue akan digunakan untuk kegiatan bisnis perusahaan, seperti ekspansi dan mempertahankan tingkat pertumbuhan.
"Kami membutuhkan Rp1,5 triliun. Sementara jumlah lembar saham akan mengikuti saja. Bisa jadi akhirnya nanti hanya lima miliar lembar yang dikeluarkan, karena permintaan investor tinggi," ucap Direktur Keuangan PP Properti Indaryanto, dalam keterangan persnya yang diterima media, di Jakarta, Senin 27 Februari 2017.
Setelah menjalankan right issue, Indaryanto mengaku, induk usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) akan kembali melaksanakan aksi korporasi dengan menginjeksi dana ke PP Properti sebagai anak usahanya. Dari rencana yang ada, suntikan dana dari PTPP ke PP Properti sekitar Rp1 triliun dan dana itu berasal dari kas internal sebelum right issue.
Dana segar itu, lanjut dia, akan membuat PP Properti mampu melakukan ekspansi dan mempertahankan tingkat pertumbuhan ke depan. Pada 2016, perseroan mampu mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 42,8 persen menjadi Rp2,1 triliun.
Adapun porsi laba bersih perseroan di 2016 meningkat 22 persen menjadi Rp365,4 miliar, sedangkan marketing sales tercatat sebesar Rp2,5 triliun atau naik 25 persen, lebih tinggi dari rata-rata industri. Pada tahun ini, emiten PPRO membidik pertumbuhan marketing sales sebesar 45 persen menjadi Rp3,5 triliun.
"Pada saat ini saham kami (PPRO) sudah diminati oleh banyak investor, termasuk investor asing. Ini saya dapat ketika kami melakukan roadshow," jelas Indaryanto.
Sebelumnya, perseroan pernah menerbitkan prospektus ringkas terkait right issue dengan dana dari hasil right issue Rp1,5 triliun, setidaknya 70 persen atau setara Rp1,05 triliun akan digunakan untuk investasi pengembangan usaha, 20 persen atau Rp300 miliar untuk modal kerja, dan sisanya 10 persen atau sekitar Rp150 miliar untuk pembayaran sebagian besar utang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News