"Bursa membuktikan bahwa investor juga enggak takut dengan teroris. Buktinya sudah naik lagi, kemarin langsung balik lagi," ujar Tito, di acara Seleksi Nasional Capital Market Professional Development Program (CMP-DP), Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (16/1/2016).
Dia menjelaskan, ada dua hal yang menunjukkan kinerja saham dalam negeri tak terpengaruhi ledakan bom Thamrin. Pertama, hasil perusahaan emiten masih menunjukkan kinerja positif, bahkan kondisi ini dinilai akan terus berlanjut dalam seminggu ke depan.
"Bahkan kalau melihat lima tahun terakhir, return perusahaan (emiten) ini dia salah satu yang terbaik di dunia. Indeks kita masih growth 18 persen per tahun dalam lima tahun, lebih tinggi dari defisit," papar dia.
Kedua, lanjut dia, disaat bersamaan Bank Indonesia (BI) juga melakukan penurunan terhadap suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen. Hal ini yang dianggap mampu mendorong saham dalam negeri.
"Dan katanya mau turun lagi (BI Rate). Pak Jokowi dan Pak JK kemarin pidato, dia minta interest (suku bunga kredit perbankan) kalau bisa enam persen," ungkapnya.
Tito meminta kepada para investor untuk memperhatikan pergerakan pasar modal dan bursa efek. Karena menurut dia, biasanya pergerakan pasar saham akan naik terlebih dahulu sebelum kenaikan perekonomian nasional.
"Kalau tanda-tanda perekonomian sudah mau naik seperti ini, interest rate sudah diturunkan, tax amnesty diberikan, spending pemerintah besar, infrastruktur jadi. Ini akan naik mendahului naiknya perekonomian," pungkas Tito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News