Ilustrasi. Antara/Puspa Perwitasari
Ilustrasi. Antara/Puspa Perwitasari

Gejolak IHSG yang Terombang-ambing di Tahun Pilpres 2014

Dian Ihsan Siregar • 22 Desember 2014 10:52
medcom.id, Jakarta: Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun pemilu 2014 mengalami fluktuasi yang luar biasa. Hal itu dikarenakan banyak sentimen yang terjadi di pemilu tahun ini.
 
Pada pembukaan indeks di awal tahun 2014, laju IHSG ditutup menguat sebesar 53,08 poin (1,24 persen) di poisisi 4.327. Pergerakan indeks pun tergelincir 12,04 poin (0,27 persen) ke level 4.406 pada awal Februari 2014. Indeks kembali berakhir menguat 27,77 poin (0,61 persen) ke level 4.596 pada akhir Februari 2014.
 
Perdagangan awal bulan Maret 2014, indeks dibuka ke bawah level 4.600, laju IHSG menurun 42,16 poin (0,91 persen) ke level 4.578. Indeks sempat terkerek jauh 45,22 poin (0,96 persen) ke level 4.768 di akhir Maret 2014.

Pada awal April 2014, indeks menguat 27,89 poin (0,58 persen) ke level 4.796. Dengan diakhiri perdagangan yang cukup baik menguat 20,47 poin (0,42 persen) ke level 4.840 di akhir April 2014.
 
Bulan Mei 2014, indeks dibuka positif menguat 5,20 poin (0,11 persen) ke level 4.845 di awal Mei 2014, dengan penutupan yang bertengger di zona merah sebesar 91,61 poin (1,67 persen) ke level 4.893. Laju indeks di awal Juni 2014 pada saat menjelang Pilpres naik 15,77 poin (0,32 persen) ke level 4.909. Dengan penutupan yang cukup memuaskan di akhir Juni 2014 sebesar 31,73 poin (0,65 persen) ke level 4.876.
 
Awal Juli 2014, laju indeks menguat 2,21 poin (0,05 persen) ke level 4.888, dengan penutupan yang mengalami penguatan menjelang lebaran menguat 9 poin (0,2 persen) ke level 5.088 di 25 Juli 2014. Setelah lebaran, indeks di awal Agustus 2014 mengalami penurunan 12,57 poin (0,25 persen) ke level 5.076. Dengan penutupan mengalami penurunan 47,62 poin (0,92 persen) ke level 5.136 di akhir Agustus 2014.
 
Pada awal September 2014, indeks dibuka menguat 23,84 poin (0,46 persen) ke level 5.160. Dengan ditutup menurun 4,43 poin (0,09 persen) ke level 5.137 di akhir September 2014.
 
Gerak indeks di 1 Oktober 2014 mengalami kenaikan 11 poin (0,21 persen) ke level 5.148 dan diahiri penutupan naik 30,70 poin (0,61 persen) ke level 5.089 pada akhir Oktober 2014. Laju IHSG dibuka menguat 10,99 poin (0,22 persen) ke level 5.100 pada awal November 2014, dengan raihan penutupan menguat 4,57 poin (0,09 persen) ke level 5.149 di 28 November 2014.
 
Pada Desember 2014 yang merupakan penutupan tahun, indeks menguat tipis 0,49 poin (0,01 persen) ke level 5.150, dengan penutupan indeks yang sempat meluncur 31,28 poin (0,61 persen) ke level 5.144 pada saat menjelang akhir tahun ini. Indeks sepanjang tahun ini banyak dipengaruhi oleh keadaan politik yang ada di dalam negeri, baik pemilu legislatif dan pemilu presiden (pilpres).
 
Selain itu, indeks juga dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan pelemahan rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS) atau USD yang terjadi belum lama ini. Pergerakan indeks sepanjang tahun ini sempat menguat ke level 5.203, namun kekokohan indeks akhirnya jatuh lagi. Sehingga laju indeks menjelang akhir tahun masih berada di level 5.144.
 
Pertarungan di Mahkamah Konstitusi (MK) memperebutkan kursi Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) 2014-2019 antara Kelompok KMP dan KIH sangat mempengaruhi laju indeks di tahun ini. Lantaran pelaku pasar (investor) sangat tidak menyukai keadaan politik yang tidak stabil.
 
Mengutip riset Samuel Sekuritas, pergerakan IHSG masih dibayangi hasil keputusan mahkamah konstitusi (MK). Sebagian besar pengamat menyatakan, jika keputusan MK bersifat final dan mengikat.
 
Sementara itu, sebagian kubu Prabowo menyatakan terdapat kemungkinan membawa sengketa Pilpres ke PTUN apabila keputusan dinilai tidak memuaskan. Pada akhirnya, Jokowi-JK disahkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden untuk periode 2014-2019.
 
Setelah disahkan menjadi Presiden dan Wapres, investor menunggu kabinet menteri yang akan diusung Jokowi-JK saat mereka memimpin Indonesia selama periode lima tahun mendatang. Para investor ini, sedang menunggu janji Jokowi dalam menetapkan menteri yang diusung dari kalangan profesional, khususnya menteri yang menaungi bidang ekonomi.
 
"Pelaku pasar pun menanti pengumuman kabinet menteri ekonomi Jokowi-JK, yang diperkirakan akan diumumkan sehari setelah pelantikan. Mereka berharap mantan Gubernur DKI Jakarta itu menepati janjinya untuk mengisi menteri ekonomi dari kalangan profesional," kata Analis Samuel Sekuritas, Adrianus Bias.
 
Jika janji Jokowi-JK ditepati, maka bisa menjadi katalis yang baik bagi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk bisa menembus di level 5.200. Namun sebaliknya, jika janji Jokowi-JK tidak ditepati, maka IHSG berpeluang merosot kembali ke level 5.000, bahkan bisa mencapai di bawah level 5.000.
 
Adapun kenaikan harga BBM subsidi yang mencapai Rp2.000 per liter untuk jenis premium dan solar masih memberikan sentimen positif bagi pasar modal Indonesia untuk jangka panjang.
 
Direktur Perdagangan Dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan, investor merespon positif kenaikan harga BBM. Lantaran dana subsidi BBM bisa dialihkan ke sektor produktif.
 
"Dalam keseluruhan bulan ini asing melakukan nett buy. Jadi investasi di Indonesia secara keseluruhan ekspektasinya cukup baik. Investor melihat semua itu baik," ucap Samsul.
 
Samsul menjelaskan, ketika dana subsidi BBM dialihkan ke sektor produktif, seperti infrastruktur, dampaknya akan baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga defisit perdagangan menjadi lebih baik, pada akhirnya defisit transaksi berjalan semakin menipis. Kenaikan harga BBM memang memiliki dampak, dia menambahkan, tapi dampak itu hanya sementara dalam jangka waktu empat hingga enam bulan kedepan. Setelah itu ekonomi normal kembali.
 
Ketika penghematan dana subsidi BBM benar-benar diarahkan ke sektor infrastruktur bakal memberikan angin segar bagi laju IHSG akan bertengger di kisaran level 5.300 sampai akhir tahun ini. meski ada kenaikan inflasi, pemerintah memiliki cara dalam meredam laju inflasi.
 
"Pemerintah punya cara sendiri dalam meredam inflasi, efek kenaikan harga BBM hanya tiga bulan ke depan saja, inflasi juga akan diredam," tegas Presiden & Founder PT Astronacci International, Gema Merdeka Moeryadi.
 
Gema juga megungkapkan, laju IHSG sampai akhir tahun ini masih dibantu oleh Efek window dressing yang akan menjadi katalis positif bagi pasar. "Pergerakan IHSG memang nurut sekali dengan siklus tiap bulannya. Jika bercerita posisi indeks sampai akhir 2014 yang tinggal satu bulan lagi, pasti akan ada efek window dressing di penghujung tahun. Sehingga indeks akan berada di level 5.300,"  tukas Gema.
 
Selain itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menambahkan, dengan melemahnya rupiah terhadap USD memberikan tekanan pada pergerakan IHSG. Hal itu dikarenakan, banyak emiten yang memiliki banyak utang dalam bentuk USD. Sehingga memberikan pengaruh psikologis tersendiri terhadap investor, namun hal ini masih belum berada dalam tahap tekanan yang mengkhawatirkan.
 
William memprediksi, efek normal pada akhir tahun memang terjadi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah, potensi untuk bisa terjadi technical rebound (T-bound) pada indeks masih terlihat cukup kuat, dikarenakan capital inflow masih cukup anteng berada di atas Rp40 triliun secara year to date (ytd).
 
"Target level resisten terdekat berada pada 5.157, dengan support berada pada level 5.002 sebagai level support terdekat. IHSG akan memasuki pola sideways jika support 5.002 berhasil dijebol. Jika belum maka IHSG masih berada dalam pola uptrend jangka pendek," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan