"Sebetulnya domain induk, BNI Syariah memang butuh modal. Untuk jaga CAR kita yang saat ini masih di posisi 15 persen," jelas Presiden Direktur BNI Syariah Dinno Indiano, ketika ditemui dalam acara seminar IBEX 2015 di JCC, Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Penambahan modal atau realisasi IPO ini, menurut Dinno, menjadi salah satu target perusahaan yang harus dilakukan, agar ekspansi bisnis bisa terlaksana di masa mendatang.
"Jadi kami kembalikan ke BNI sebagai induk kami. Mau setor modal kita, apa jual (IPO). Yang pasti kita butuh modal," jelas dia.
Sebagaimana diketahui, langkah IPO dilakukan guna menahan posisi CAR yang tiap tahunnya minimal tergerus 2-2,5 persen. Paling cepat perseroan butuh modal pada 2016 atau 2017. Kalau tidak dapat tambahan modal, perseroan akan go public.
Pertumbuhan bank syariah yang cukup meningkat, Dinno, bakal menggerus CAR perseroan terus menerus. Hal itu sudah terlihat tiap tahunnya, CAR perseroan yang sudah tergerus.
Dia mengakui jika perseroan pernah disuntik dana oleh induk sebesar Rp500 miliar. Tapi, pada saat itu posisi CAR perseroan berada di level 18,5 persen. Adapun CAR dalam rencana bisnis bank (RBB) di tahun ini mencapai 15 persen, dengan posisi pertumbuhan bisnis di level 25 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News