Ilustrasi. (FOTO: Metrotvnews.com)
Ilustrasi. (FOTO: Metrotvnews.com)

Analis Sebut Mundurnya Tiga BUMN dari Bursa Bikin Investor Cemas

Dian Ihsan Siregar • 16 November 2017 17:19
Jakarta: Kementerian BUMN segera membentuk holding BUMN tambang. Tiga perusahaan tambang pelat merah yakni PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), PT Timah (Persero) Tbk (TINS), dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) siap mengubah statusnya menjadi non-perseroan.
 
Nantinya, induk usaha Holding BUMN tambang adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Karena, saham Inalum masih dimiliki negara sebanyak 100 persen.
 
Analis Senior PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menganalisa pelaku pasar akan merasa cemas setelah tiga BUMN tersebut resmi menjadi holding tambang, karena ketiga perusahaan ini akan berstatus anak usaha.

"Di awal akan direspons negatif, karena ada perubahan status tadi. Jadi, dikhawatikan tidak dapat proyek-proyek pemerintah, sehingga pengaruhi kinerja masing-masing," kata Reza saat dihubungi, Kamis, 16 November 2017.
 
Proses awal penggabungan, tutur Reza, akan membuat pasar juga akan merespons hal yang sama terhadap pembentukan holding BUMN di sektor lain. Seperti diketahui, Kementerian BUMN berencana membentuk enam holding BUMN, yakni di sektor bank, energi, tambang, jalan tol, konstruksi, perumahan, serta pangan.
 
"Kurang lebih hampir sama respons pasar terhadap rencana pembentukan holding BUMN sektor lain. Karena ketika dibentuk holding di satu industri pasti akan terjadi perubahan kepemilikan," papar Reza.
 


 
Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio menegaskan, proses pembentukan holding BUMN tambang, akan membuat Inalum akan menjalankan penawaran pembelian saham kepada pemegang saham lainnya, termasuk publik (tender offer). Hal itu dilakukan demi memastikan perlindungan terhadap investor ritel.
 
Dari proses tender offer itu, lanjut Tito, pelaku pasar mengkhawatirkan harga saham tiga perusahaan tambang BUMN tersebut akan terdiskon (menyusut). Dengan begitu, pelaku pasar berpikir akan menjual lebih dini tiga saham tersebut.
 
"Nah, biasanya kalau tender offer itu harga saham akan terdiskon. Saat ini, kita kan belum tahu mereka mau tender offer berapa, rasio berapa, harga berapa," tegas Reza.
 
Namun demikian, lepasnya status BUMN juga bisa membuat perusahaan menjadi lebih efisien dan baik.
 
"Karena perusahaan tidak lagi alokasikan dana untuk dividen. Perusahaan juga tidak lagi bisa diintervensi oleh pemerintah," tukas Reza.
 
Seperti dikutip dalam surat panggilan RUPSLB ketiga BUMN tersebut pada Selasa 14 November 2017, agenda dalam RUPSLB ketiga badan usaha tersebut sama sama membahas mengenai perubahan anggaran dasar perseroan terkait perubahan status persero menjadi non-persero.
 
Ketiga perusahaan akan melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 November 2017, di Hotel Borobudur, Jakarta. Hanya saja waktunya berbeda-beda. Untuk Antam akan dimulai pukul 09.00 WIB, Timah pukul 13.00 WIB, dan Bukit Asam pukul 15.00 WIB
 
Dalam ketiga surat panggilan itu menerangkan nantinya juga akan ada pembicaraan mengenai penyertaan modal negara (PMN) ke dalam modal saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang menjadi pemimpin dari holding BUMN pertambangan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan