Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan perusahaan masih memiliki dana segar dari perbankan sebesar USD200 juta atau setara Rp2,7 triliun. Dana itu diperoleh dari 11 perbankan.
"Dana itu bisa digunakan kalau ada akuisisi. Dananya sudah kami siapkan. Tetapi tetap tergantung apakah ada yang menjual (menara) atau tidak," ucap Helmy, ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2018.
Sejauh ini, ujar Helmy, pihaknya belum menjajaki perusahaan konstruksi menara lain. Adapun isu rencana akuisisi perusahaan beberapa waktu lalu dapat dipastikan tidak benar.
Sepanjang tahun ini, Helmy menyatakan perusahaan telah membangun 1.000 menara, dengan nilai investasi satu menara sebesar Rp1 miliar. Maka dana investasi yang akan dikeluarkan sebesar Rp1 triliun.
"Investasi Rp1 triliun, sebesar Rp1 miliar untuk satu menara. Kombinasi dananya didapatkan dari kas internal maupun pinjaman," tutur Helmy.
Pembangunan 1.000 menara, dia mengaku, sebanyak 80 persen dibangun di luar Pulau Jawa. Jika permintaan bertambah, tidak menutup kemungkinan akan dibangun 2.000 menara.
"Jika jumlah tenant dapat bertambah, maka bisa 2.000 menara. Sejauh ini kita menargetkan 2.500 tenant di tahun ini," terang dia.
Pada tahun ini, sambung dia, perusahaan menganggarkan dana belanja modal (capex) sebesar Rp2 triliun. Angka itu, bila perusahaan sanggup mendapatkan order 2.000 menara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News