Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward Lubis. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu Artanti
Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward Lubis. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu Artanti

Bahana TCW Luncurkan Instrumen Investasi KIK EBA

Annisa ayu artanti • 05 September 2019 10:21
Jakarta: PT Bahana TCW Investment Management meluncurkan instrumen investasi baru berbentuk Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragunan Aset ((KIK EBA) Bahana Bukopin Kumpulan Tagihan Kredit Pensiunan yang Dialihkan. Instrumen ini mulai efektif pada 28 Agustus 2019.
 
Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward Lubis menjelaskan KIK EBA merupakan investasi dengan portofolio yang terdiri dari surat berharga atas kumpulan tagihan kredit pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dialihkan sebagian. Dalam instrumen ini PT Bank Bukopin Tbk digandeng sebagai penerbit surat berharga.
 
"Ini merupakan suatu alternatif investasi bagi para investor yang mencari diversifikasi untuk underlying portofolio dengan imbal hasil yang stabil, menarik dan lebih tinggi, dibandingkan dengan obligasi peringkat yang sama," kata Edward, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis, 5 September 2019.

KIK EBA Bahana Bukopin ini, kata Edward, memiliki dua kategori yaitu kategori A1 dan A2. Kategori A1 ditawarkan melalui penawaran umum sejak tanggal efektif, dengan tenor tiga tahun dan kupon 9,25 persen. Sedangkan, kategori A2 ditawarkan melalui penawaran terbatas (private placement) dengan tenor tujuh tahun dan kupon 10 persen.
 
"Sumber dana pembayaran cicilan pokok dan kupon pun berasal dari arus kas manfaat pensiun yang dibayarkan PT Taspen, sehingga lembaga pemeringkat Pefindo memberikan rating AAA yang berarti risiko investasi tergolong rendah,” jelas Edward.
 
Lalu, ia melanjutkan, produk ini memiliki fitur pembayaran kupon dan pelunasan pokok setiap tiga bulanan, sehingga investor akan menerima hasil investasi berupa sejumlah pembayaran pokok hingga 100 persen sampai dengan jatuh tempo, yakni selama tiga tahun atau pada Agustus 2022.
 
Ia mengklaim instrumen ini memiliki risiko investasi yang rendah. Sebab, kredit yang dialihkan mempunyai nilai pokok yang menghasilkan bunga sehingga total penerimaan cash flow adalah sebesar Rp2,015 triliun. Adapun KIK-EBA membeli kredit tersebut dengan nilai Rp1,3 triliun, sehingga coverage atas EBA yang dibeli adalah sebesar 155 persen.
 
"Dengan produk KIK EBA ini bisa menjadi pilihan bagi beragam investor, baik itu investor retail maupun investor institusi, seperti dana pensiun, perusahaan," pungkas Edward.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan