Ilustrasi tambang timah. (FOTO: MI/Rendy)
Ilustrasi tambang timah. (FOTO: MI/Rendy)

Laba dan Pendapatan Timah Tergerus di Semester I

Annisa ayu artanti • 22 Agustus 2018 12:17
Jakarta: PT Timah Tbk mencatat selama paruh pertama 2018 laba tahun berjalan turun 16,6 persen dari capaian semester I-2017. Tercatat laba tahun berjalan semester I-2018 sebesar Rp55 miliar, atau turun dari sebelumnya Rp66 miliar.
 
Mengutip laporannya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 22 Agustus 2018, pendapatan perusahaan juga turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,04 triliun menjadi Rp2,03 triliun.
 
Kinerja perusahaan berkode saham TINS ini memang menurun pada semester I-2018. Produksi bijih timah tercatat 5,55 ton dari sebelumnya 7,67 ton. Produksi logam timah juga menurun dari 6,96 metrik ton (MT) menjadi 5,36 MT. Alhasil, penjualan logam timah menurun dari 6,96 MT menjadi 5,8 MT. Keuangan perseoran sedikit terbantu dengan harga jual rata-rata komoditas timah yang mengalami peningkatan dari USD20,42 per ton menjadi USD21,47 per ton.

Sementara dari segi pemasaran hasil dari produk logam timah hampir 95 persen disalurkan untuk memenuhi pasar di luar negeri atau ekspor. Hanya lima persen untuk memenuhi pasar domestik. Jepang menjadi negara terbanyak menerima ekspor timah dari Indonesia dengan persentase 31,2 persen. Disusul Korea Selatan 21,28 persen, Belanda 11,47 persen, dan Amerika Serikat sebesar 6,15 persen.
 
Kembangkan Teknologi Kelola Bijih Timah Kadar Rendah
 
Selain itu dalam materi paparan publiknya, perusahaan pelat merah ini sedang merancang inovasi teknologi untuk mengelola produksi bijih timah kadar rendah Sn (40-60 persen).
 
Investasi yang dikucurkan untuk inovasi teknologi ini sebesar USD56 juta. Perusahaan menargetkan teknologi ini dapat selesai di 2022. Pengembangan ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk mengembangkan teknologi dari yang sudah ada saat ini.
 
Dengan adanya inovasi itu dapat menambah kapasitas produksi logam timah perusahaan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan karena nantinya smelter ini akan memiliki kapasitas produksi 31 ribu MT per tahun.
 
Selain itu, PT Timah juga mengembangkan teknologi fumming untuk mengelola terak 1 dan terak 2. Investasi pengembangan teknologi ini sebesar Rp62 miliar.
 
Adapun dari pengembangan ini penambahan bijih timah sebanyak 6.000 ton dan kapasitas per tahun bisa mencapai 31 ribu MT. Sampai April 2018 tercatat pencapaian progres sudah mencapai 49 persen. Perseroan menargetkan commissioning dan commercial bisa dilakukan pada kuartal IV-2018.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan