Menurutnya, Munadi sedang mengerjakan pabrik baru. Hal itu disebabkan keterbatasan kapasitas terpasang untuk memenuhi permintaan pasar. Lalu melunasi utang kepada masyarakat yang merasa terganggu dengan debu.
"Beliau memasang peralatan mahal untuk mengatasi (permasalahan) itu," ujarnya di Jakarta, Senin (15/9/2014).
Dahlan mengungkapkan ia memberikan kesempatan bagi Semen Padang yang dipimpin Munadi untuk berinvestasi pada infrastruktur daerah. Seperti jalan tol maupun pembangkit listrik.
"Beliau senang dengan jalan keluar yang saya kemukakan dan merasa dapat jalan keluar dari potensi berhentinya pengembangan Semen Padang di masa depan," paparnya.
Pertemuan terakhirnya dengan almarhum yakni saat kunjungan ke pabrik Indarung, Padang, Sumatera Barat pada Agustus lalu. "Tidur di komplek semen padang lalu pagi hari senam bersama karyawan dan beliau (Munadi) turut berolah raga," katanya.
Sekadar informasi, dikutip dari situs resmi Semen Padang, Munadi menjabat posisi Direktur Utama pada 17 Juni 2011 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Sebelumnya, ia menduduki posisi Direktur Operasi pada 5 Oktober 2005. Munadi lahir di Batusangkar, Sumatera Barat pada 14 Agustus 1954. Munadi memperoleh gelar Insinyur Teknik Kimia dari Institut Teknologi Bandung (1980).
Selain itu, meraih gelar Sarjana Akuntansi (1999) dan Magister Manajemen di bidang Keuangan dari Universitas Andalas, Padang (2003). Dirinya mengawali karirnya sebagai Staf Produksi Perusahaan, Sekretaris Perusahaan (2003-2005).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News