"Angka kontrak baru yang kita dapatkan masih banyak didominasi oleh proyek infrastruktur, khususnya jalan tol. Bidikan kami kontrak kita revisi menjadi Rp60 triliun, dari sebelumnya target kami sebesar Rp70 triliun," ujar Direktur Utama Waskita Karya M.Choliq, ditemui dalam acara paparan perusahaan Waskita Karya di Fairmont Hotel Jakarta, Senin 18 September 2017.
Untuk pendapatan, bilang Choliq, perseroan bisa menggapai pendapatan sebesar Rp42 triliun-Rp43 triliun hingga akhir tahun ini, dengan porsi laba sebesar Rp3,6 triliun.
"Laba kita minimal Rp3,6 triliun, dari porsi RKAP kita sebesar Rp2,8 triliun. Penjualan naik, maka akan laba naik," ungkap Choliq.
Meski target kontrak baru di revisi, dia mengaku, perseroan yakin kinerja bisnis tetap 'hijau' hingga akhir tahun ini. Sebab, masih ada kontrak baru perseroan yang ada ditangan hingga mencapai Rp145 triliun.
"Akan dipercepat, produksinya meningkat. Pembayaran paling terbanyak Rp35 triliun tahun depan, dari kereta LRT, transmisi, proyek-proyek tol. Untuk transmisi sebesar Rp10,5 triliun," jelas Choliq.
Hingga semester I-2017, Waskita telah mencetak laba bersih sebesar Rp1,7 triliun, atau tumbuh 145 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal itu didorong oleh peningkatan pendapatan usaha menjadi Rp15,5 triliun atau tumbuh 92,4 persen dari tahun sebelumnya.
Target total niIai kontrak yang dikelola sesuai dengan RKAP 2017 adalah Rp144,34 triliun yang terdiri dari sisa niIai kontrak tahun 2016 Rp81,25 triliun dan niIai kontrak baru Rp63,08. Sedangkan target laba perusahaan di 2017 sebesar Rp3,5 triliun.
Kontrak baru tersebut mayoritas berasal dari proyek infrastruktur, khususnya jalan tol. Total aset yang dikelolaoleh Waskita sampai dengan semester I-2017 sebesar Rp75,90 triliun, dengan struktur permodalan yang kuat terdiri dari total ekuitas sebesar Rp20,87 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News