Ilustrasi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Kaleidoskop 2015

Melihat Peta Pasar Modal Indonesia di 2105 dan 2016

Angga Bratadharma • 29 Desember 2015 11:24
medcom.id, Jakarta: Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis pergerakan pasar modal Tanah Air akan positif di 2016. Untuk meningkatkan kapasitas dan mendorong lebih baik lagi kontribusinya terhadap laju perekonomian nasional maka setidaknya perlu ada beberapa program guna mencapai cita-cita tersebut.
 
Membaiknya kinerja pasar modal di Indonesia memang menjadi salah satu indikator utama bagi perekonomian nasional. Apabila pasar modal terus bergerak positif maka dipastikan memberi dampak positif bagi laju ekonomi Tanah Air. Karenanya, pemetaan yang baik di 2015 dan di 2016 penting dilakukan agar perjalanan pasar modal tidak menghentikan roda perekonomian di kemudian hari.
 
Tidak ditampik persoalan seperti kenaikan Fed Fund Rate (FFR) telah menekan pergerakan bursa. Sebelum dinaikkan, ketidakpastian terus terjadi dan menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Ketidakpastian ini juga memukul kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tidak hanya itu, gonjang-ganjing kondisi politik turut memengaruhi kondisi pasar modal di Tanah Air. Belum lagi pelemahan ekonomi Tiongkok memberi pengaruh cukup besar bagi laju ekonomi Indonesia. Mau tidak mau hal semcam ini menimbulkan sentimen negatif dan membuat IHSG bergerak tidak mulus setiap harinya.
 
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, 2015 bukanlah tahun yang mudah karena berbagai macam persoalan terus menghadang laju ekonomi Indonesia, termasuk adanya pelemahan terhadap ekonomi dunia. Hal ini diperparah dengan tertekannya nilai tukar rupiah terhadap USD.
 
"2015 jadi tahun sulit bukan hanya karena pertumbuhan ekonomi dunia yang turun jadi 3,1 persen dibandingkan target sebelumnya 3,5 persen tapi juga dikarenakan masa konsolidasi pemerintahan baru. Selain itu, beberapa kondisi politik juga mengganggu investor dunia di pasar modal Indonesia," kata Tito, ketika di wawancara di acara Metro Bisnis, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
 
Dalam hal ini, Tito mengaku, bursa terus bekerja secara keras agar pergerakan emiten tidak terus tertekan dan nantinya memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan, di tahun ini setidaknya ada beberapa pemetaan yang sudah dilakukan agar kinerja bursa bisa cemerlang hingga 2015 ditutup.
 
Adapun beberapa hal yang dimaksudkan adalah pertama bekerja keras untuk mencari emiten-emiten besar baru untuk melantai di pasar modal. "Tidak hanya konvensional. Tapi, juga mencoba memaksa dalam tanda kutip beberapa perusahaan dan emiten yang listed di bursa negara lain untuk listed di BEI," jelas Tito.
 
Kedua, untuk mempermudah investor maka BEI telah meluncurkkan TV bursa dan meluncurkan program yuk menabung saham. Ketiga, BEI telah melakukan pembicaraan dari hati ke hati kepada pihak broker dalam rangka memperkuat kapasitas. Keempat, BEI secara aktif terus menerus memperkuat dan membangun infrastruktur yang memadai.
 
Sedangkan untuk 2016, Tito menambahkan, BEI telah memiliki sejumlah peta yang diterjemahkan dalam sebuah program yang siap dijalankan agar laju bursa semakin kencang dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan daya saing dan mencari minat investor dan jumlah emiten di waktu-waktu mendatang.
 
Beberapa program yang siap dijalankan di 2016 yakni pertama meningkatkan jumlah emiten secara signifikan. "Kita ketinggalan 300-400 emiten dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia. Pertanyaan dasar adalah ini tidak bisa kita lakukan hanya satu tahun saja. Menambah jadi prioritas utama," tutur Tito.
 
Kedua, bursa meminta agar para broker melakukan konsolidasi dalam rangka meningkatkan daya saing karena ada pengaruhnya di mata investor. "Setoran modal awal broker kita rendah. Setoran awal itu USD2 juta. Kita juga tidak akan meminta broker menaikkan modalnya. Karenanya kita meminta konsolidasi untuk memperkuat," ungkap Tito.
 
Ketiga, BEI terus berupaya untuk meningkatkan jumlah investor secara aktif karena berpengaruh terhadap laju pasar modal. Keempat, memperkuat reputasi BEI dan menjaga secara ketat. "BEI tidak akan main-main dengan mereka yang merusak citra bursa," pungkas Tito.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan