Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menjelaskan kondisi kawasan menjadi salah satu penyebab IHSG bergerak di zona merah. Adapun bursa saham di Asia ditutup merah akibat memburuknya kondisi Hong Kong sehingga membuat pejabat tinggi menetapkan undang-undang keamanan baru.
Selain itu, di Tiongkok kekhawatiran berkembang tentang virus mematikan sedikit menghambat aktivitas bisnis. Sementara di dalam negeri, kepercayaan investor menurun karena polemik pada pasar modal Indonesia mengenai DPR yang membuka peluang fungsi OJK dikembalikan lagi pada Bank Indonesia.
Kemudian, memprioritaskan pembahasan atas permasalahan Jiwasraya, Bumiputera, ASABRI, Taspen, dan Bank Muamalat Indonesia menjadi salah satu faktor terkonsolidasinya IHSG. Lanjar mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp442,99 miliar pada pasar reguler dan aksi beli bersih Rp663,80 miliar pada pasar negosiasi.
"Kami perkirakan IHSG masih akan rawan bergerak terkonsolidasi melihat minimnya katalis dengan support resistance 6.196-6.268," sebut Lanjar, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Rabu, 22 Januari 2019.
Menurut Lanjar pada perdagangan hari ini investor akan mengamati perkembangan munculnya penyakit di Tiongkok yang berhasil membangkitkan kenangan tentang wabah SARS 17 tahun yang lalu. Sedangkan dari dalam negeri investor masih akan tertuju pada kekondusifan polemik kekhawatiran investor terhadap pasar modal dalam negeri.
Adapun beberapa saham yang bisa diperhatikan investor hari ini adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Barito Pacific (BRPT), dan PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News