"Penurunan peringkat bukan hanya untuk perusahaan, tapi juga untuk obligasi berkelanjutan tahap I-2012 dan tahap II-2013. Untuk sukuk mudharabah berkelanjutan tahap I-2012 dan tahap II-2013 juga menjadi peringkat idA-," kata Analis Pefindo Haryo Koconegoro, ditemui dalam Pefindo Press Release, di Panin Tower Senayan City, Jakarta, Selasa (19/4/2016).
Penurunan peringkat ini didorong oleh pelemahan dari struktur permodalan dan rasio perlindungan arus kas perusahaan sebagai akibat dari tekanan berkelanjutan atas marjin profitabilitas perusahaan karena kondisi yang penuh tantangan pada divisi Engineering, Procurement, and Construction (EPC).
Menurut Haryo, hal itu yang telah menyebabkan rasio utang terhadap EBITDA melebihi level 3,5 dan rasio FFO terhadap utang secara konsisten berada di bawah 15 persen pada enam triwulan terakhir.
"Hal tersebut merupakan salah satu kondisi yang kami nyatakan dapat memicu penurunan peringkat perusahaan pada saat pemantauan peringkat tahun lalu," jelas Haryo.
Ia menjelaskan, peringkat idA- ini mencerminkan posisi pasar perusahaan yang kuat di industri konstruksi domestik, keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara, dan potensi perbaikan marjin profitabilitas pada jangka menengah.
Namun, lanjutnya, peringkat itu dibatasi oleh tingkat leverage keuangan perusahaan yang tinggi dan rasio arus kas yang lemah, risiko yang berkaitan dengan bisnis EPC dan bisnis baru, dan lingkungan bisnis yang cukup fluktuatif pada industri konstruksi dan properti.
Posisi untuk outlook untuk peringkat perusahaan pun direvisi menjadi stabil dari negatif. Hal itu disebabkan penurunan peringkat telah memperhitungkan ekspektasi yang ada bahwa struktur permodalan dan proteksi arus kas perusahaan tidak akan berbeda secara signifikan dibandingkan posisi terakhir, untuk jangka pendek dan menengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News