Pada pembukaan perdagangan Senin, 22 April 2019, saham BBTN dibuka tidak bergairah yaitu di level Rp2.620 per lembar. Hingga mendekati penutupan perdagangan sesi pertama, saham BBTN justru merosot 50 poin atau 1,91 persen ke level Rp2.570 per lembar. Sampai penutupan perdagangan sesi pertama, saham BBTN diperdagangkan 2.458 kali.
BTN dan PNMIM melakukan penandatanganan perjanjian pembelian saham bersyarat (conditional shares purchase agreement/CSPA). BTN mencaplok saham PNMIM dari Permodalan Nasional Madani sebanyak 30 persen atau 33 ribu lembar saham senilai Rp114,3 miliar.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan aksi akuisisi ini masuk dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) BTN periode 2019-2021. Dalam RBB perseroan berencana membidik perusahaan di bidang manajemen investasi.
"Kami ingin memperluas cakupan bisnis kami terutama untuk meningkatkan kinerja bisnis untuk menyukseskan program satu juta rumah," kata Maryono.
Maryono juga menjelaskan setelah rencana akuisisi 30 persen ini BTN juga berencana meningkatkan persentase saham di PNIM sebesar 60 persen sehingga BTN menjadi pemegang saham mayoritas di PNIM. Peningkatan hingga 60 persen ini diharapkan bisa terealisasi tahun ini.
"Nanti kita lihat bertahap. Nanti mungkin kita bisa sampai mayoritas. 60 persen,” tukas maryono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id