Direktur Keuangan (Independen) Fransetya Hutabarat mengaku, dirinya akan membuat para supir Blue Bird tetap bekerja di perusahaan, sehingga bisa meningkatkan jam kerjanya.
"Agustus sampai akhir tahun memastikan membuat driver ini jam kerjanya diperpanjang, buat betah para driver akan bekerja. Agar pendapatan kita meningkat," ungkap Fransetya, di Jakarta, Rabu, 10 Agustus.
Sekadar informasi, Blue Bird mengalami penurunan laba bersih sebesar 48,43 persen menjadi Rp228,97 miliar per semester I-2016, dari posisi Rp444,01 miliar di periode yang sama 2015. Pendapatan pokok juga mengalami penurunan menjadi Rp2,47 triliun dari Rp2,67 triliun.
Tak hanya itu, manajemen Blue Bird pun sedang menunggu Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) 32 Tahun 2016 yang mengatur mengenai taksi online efektif per 1 Oktober 2016. Karena, dengan adanya Permenhub tersebut, maka bisa membantu kinerja bisnis perseroan.
"Kita tunggu Permenhub itu, aturan ganjil dan genap juga sangat berarti buat kita. Dengan adanya aturan ganjil genap, akan berkurang transportasi berbasis online, karena tidak bisa sembarang masuk," jelas Fransetya.
Pada tahun ini, sambung Fransetya, perseroan pun lebih berhati-hati menggelontorkan dana belanja modal (capex). Dana capex yang tadinya di awal 2016 sebesar Rp2 triliun direvisi menjadi Rp1,2 triliun.
"Capex juga dikurangi, kita lebih peremajaan, mengawasi opex. Capex jadi Rp1,2 triliun untuk peremajaan, itu awalnya dari Rp2 triliun. Kita harapkan tahun ini growth conservatif di akhir 2016 mungkin sekitar 5-10 persen," ujar Fransetya.
Blue Bird mengalokasikan dana belanja modal (capex) sebesar Rp1 triliun-Rp1,2 triliun di tahun ini. Dana capex tersebut mengalami penurunan 20 persen bila dibanding belanja modal di 2015 yang mencapai Rp1,5 triliun.
Investor Relation BIRD Adi Hartadi sebelumnya mengatakan bahwa porsi dana sebagian besar untuk pengembangan armada. Dia mengatakan 60-75 persen untuk menambah armada, dan sisanya untuk tanah dan bangunan perseroan.
"Sisanya untuk tanah dan bangunan. Termasuk gedung baru untuk Kantor Mampang yang akan diarahkan ke new car kita," tutur Adi, beberapa waktu lalu.
Pada kuartal I tahun ini, menurut Adi, perseroan telah menghabiskan dana capex sebesar Rp400 miliar-Rp500 miliar, atau setara 33-42 persen dari total capex di tahun ini. Dana itu telah direalisasikan untuk pembelian 500 unit armada baru, dan pembangunan gedung untuk kantor yang berada di Kawasan Mampang.
"Penambahan armada ini juga sangat bergantung pada kondisi perekonomian, khususnya soal daya beli masyarakat," tegas Adi.
Dana capex masih mengandalkan pinjaman dari perbankan. Namun, dana dari internal juga disediakan oleh perseroan. Untuk porsinya, dana pinjaman sebesar 70 persen, sisanya 30 persen dari cash internal.
"Artinya utang 70 persen sisanya 30 persen cash," urai Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id