Jakarta: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut realisasi pembiayaan investasi hingga akhir Agustus 2021 adalah Rp61,8 triliun. Realisasi ini setara 33,5 persen dari pagu sebesar Rp184,5 triliun tahun ini.
"Pembiayaan investasi kita Rp61,8 triliun, ini cukup tinggi," katanya dalam video conference di Jakarta, Kamis, 23 September 2021.
Sri Mulyani menjelaskan realisasi pembiayaan investasi tahun ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini didukung oleh performa cash APBN tahun ini yang lebih baik, sehingga realisasi investasi bisa lebih dini.
"Kita berharap berbagai injeksi ini semuanya juga mengalir manfaatnya langsung ke masyarakat seperti tadi LMAN itu adalah untuk dukungan terhadap proyek strategis nasional," ungkapnya.
Ia menyebut realisasi pembiayaan investasi diberikan kepada sejumlah Badan Layanan Umum (BLU), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada daerah.
Untuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) diberikan sebesar Rp20 triliun, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) sebesar Rp1,5 triliun, dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rp1,1 triliun.
"PPDPP adalah untuk mendukung fasilitas likuiditas untuk pembelian rumah terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah," ujar dia.
Kemudian pinjaman PEN ke daerah realisasinya sebesar Rp10 triliun, Hutama Karya Rp6,2 triliun, dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Rp2 triliun.
"Hutama Karya yang melakukan pembangunan berbagai jalan tol terutama untuk ruas Sumatra yang perlu untuk terus dilakukan agar bisa memberikan manfaat ekonomi," pungkasnya.
"Pembiayaan investasi kita Rp61,8 triliun, ini cukup tinggi," katanya dalam video conference di Jakarta, Kamis, 23 September 2021.
Sri Mulyani menjelaskan realisasi pembiayaan investasi tahun ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini didukung oleh performa cash APBN tahun ini yang lebih baik, sehingga realisasi investasi bisa lebih dini.
"Kita berharap berbagai injeksi ini semuanya juga mengalir manfaatnya langsung ke masyarakat seperti tadi LMAN itu adalah untuk dukungan terhadap proyek strategis nasional," ungkapnya.
Ia menyebut realisasi pembiayaan investasi diberikan kepada sejumlah Badan Layanan Umum (BLU), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada daerah.
Untuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) diberikan sebesar Rp20 triliun, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) sebesar Rp1,5 triliun, dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rp1,1 triliun.
"PPDPP adalah untuk mendukung fasilitas likuiditas untuk pembelian rumah terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah," ujar dia.
Kemudian pinjaman PEN ke daerah realisasinya sebesar Rp10 triliun, Hutama Karya Rp6,2 triliun, dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Rp2 triliun.
"Hutama Karya yang melakukan pembangunan berbagai jalan tol terutama untuk ruas Sumatra yang perlu untuk terus dilakukan agar bisa memberikan manfaat ekonomi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News