Ilustrasi (Medcom.id)
Ilustrasi (Medcom.id)

Transformasi Digital Kian Bergairah, Peluang Bagi Pelaku Bisnis?

Rendy Renuki H • 06 Desember 2021 15:37
Jakarta: Di tengah pandemi yang sarat ketidakpastian, transformasi digital menjadi sebuah jawaban. Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir dua tahun di Indonesia telah menggiring perubahan perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
 
Pergeseran perilaku tersebut bernama adopsi teknologi. Segala aktivitas, bahkan yang paling esensial, berangsur jadi serba daring. Termasuk aktivitas bisnis yang dilakukan secara online yang melonjak signifikan.
 
Data Bank Indonesia mencatat, jumlah transaksi jual beli di platform e-commerce meningkat hampir dua kali lipat pada 2020. Yakni dari 80 juta transaksi pada 2019 menjadi 140 juta transaksi hingga Agustus 2020.

Pada 2021, pergeseran aktivitas dengan adopsi teknologi diprediksi akan menurun seiring pandemi genap berusia dua tahun di Indonesia. Faktanya tidak demikian. Justru, pandemi telah menetapkan benchmark baru bagi transformasi digital.
 
Meski memasuki tahun kedua pandemi, akselerasi transformasi digital tetap bertahan, bahkan meningkat pada tahun 2021. Melansir data Ditjen Aptika Kominfo, pengguna internet di Indonesia meningkat 11 persen dari tahun 2020, dari 175,4 juta menjadi 202,6 juta.
 
Di sisi lain, merangkum laporan We Are Social yang dirilis Januari 2021 lalu, penetrasi internet di atas juga turut mendongkrak screen time atau waktu yang dihabiskan rata-rata masyarakat Indonesia untuk mengakses internet. Pada awal tahun 2021, screen time masyarakat Indonesia rata-rata adalah 8 jam 52 menit, meningkat dibanding awal tahun 2020 yaitu 7 jam 59 menit.
 
Bertambahnya screen time juga beriringan dengan meningkatnya jumlah pengguna aktif media sosial. Dari total populasi Indonesia sebesar 274,9 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 170 juta. Itu berarti, jumlah pengguna media sosial di Indonesia setara dengan 61,8 persen dari total populasi pada Januari 2021. Angka tersebut meningkat sekitar 10 juta atau 6,3 persen ketimbang tahun lalu.
 
Selain itu, mengutip Statista, Indonesia juga jadi negara dengan pengguna Facebook terbanyak ketiga pada Juli 2021, dengan total kurang lebih 130 juta pengguna, hampir mencapai setengah jumlah populasinya.
 
Tak ketinggalan, tren belanja online pun kian melambung. Melansir situs Kominfo, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan bahwa e-commerce diproyeksikan meningkat hingga 48,4 persen sepanjang tahun 2021.
 
Mendukung data di atas, temuan e-Conomy tahun 2020 yang dilakukan Google, Temasek, dan Bain & Company menyebutkan, 93 persen konsumen internet Indonesia akan terus menggunakan setidaknya satu layanan daring pasca pandemi. Layanan daring yang dimaksud antara lain layanan belanja kebutuhan harian, layanan hiburan, layanan pendidikan, hingga food delivery.
 
Disadari atau tidak, berbagai fakta transformasi digital di atas melahirkan peluang baru bagi para pelaku bisnis untuk menggenjot penjualan produk. Terlebih, untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, masyarakat cenderung mencari, mengakses, hingga melakukan transaksi pembelian dengan memanfaatkan internet dan platform digital.
 
Dengan begitu, para pelaku bisnis dapat pula menggenjot pemanfaatan teknologi digital untuk menjangkau konsumen lebih luas dan tepat sasaran. Utamanya, dengan memaksimalkan strategi pemasaran digital.
 
Akselerasi digital di era pandemi adalah momentum tepat bagi perusahaan maupun pelaku industri lainnya untuk mengeksplorasi kembali strategi digitalnya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan bisnis sekaligus meraup return of investment terbaik di era pandemi.
 
Salah satunya adalah melalui strategi digital yang lebih komprehensif dan terukur dengan menggabungkan data, teknologi, dan kreativitas.
 
Sebagai contoh, beberapa industri seperti pendidikan, fesyen dan ritel, hingga consumer electronics pun makin menggeliat berkat pemanfaatan strategi digital marketing sebagai salah satu cara berkomunikasi di era pandemi saat ini.
 
Industri pendidikan, misalnya, berpotensi menjangkau peserta didik lebih banyak berkat strategi pemasaran digital. Meski sistem pembelajaran belum sepenuhnya berlangsung tatap muka, sebuah institusi pendidikan swasta di Jakarta berhasil menggaet jumlah peserta didik sesuai target di era pandemi.
 
Faedah strategi pemasaran digital tersebut juga berlaku untuk industri consumer electronics dan fesyen. Beberapa brand besar berhasil mendongkrak angka penjualannya di tengah pandemi.
 
Industri-industri yang berhasil mengembangkan bisnis dan mencapai return of investment di era pandemi tersebut, dengan kata lain, berhasil memaksimalkan strategi digitalnya. Untuk mencapai hasil yang signifikan tersebut, tak jarang mereka memanfaatkan jasa penyedia layanan digital marketing, salah satunya melalui layanan performance marketing.
 
Salah satu penyedia layanan performance intelligence marketing di Indonesia adalah Fusena Digital. Melansir situs resminya, Fusena Digital adalah perusahaan yang bergerak di industri internet, digital, dan teknologi dengan menyediakan jasa pemasaran dan konsultasi digital berbasis intelijen.
 
"Fusena Digital hadir di tengah era pandemi, kami melihat, mendengar dan sedikit banyaknya ikut merasakan langsung (empati) bagaimana seluruh klien kami terdampak pada awal pandemi tahun lalu, maka itu Fusena Digital hadir dan sangat berfokus pada performance marketing yang bertujuan memberikan dampak langsung pada setiap klien yang bekerja sama dengan kami," kata founder dan CEO Fusena Digital Ergintianus Julianta, dalam keterangannya yang diterima, Senin 6 Desember 2021.
 
Lebih lanjut, Ergin, sapaan akrab Ergintianus, berharap setiap klien dapat merasakan perkembangan signifikan, terutama dalam aspek peningkatan revenue.
 
"Kami berharap, setiap klien yang bekerja sama dengan kami merasakan perkembangan signifikan pada sisi penjualan atau peningkatan revenue mereka secara langsung melalui aset-aset digital mereka," sambung Ergin.
 
Pada kesempatan yang sama, Syauqi Alfalasany, atau yang akrab disapa Oki, selaku Founder & COO juga menambahkan, Fusena Digital yang tepat memasuki usia satu tahun pada Desember 2021 ini akan senantiasa berinovasi untuk menyajikan jasa pemasaran dan konsultasi digital yang komprehensif untuk para klien.
 
“Fusena Digital tidak berhenti dalam melakukan inovasi untuk menyediakan jasa pemasaran dan konsultasi digital dengan menggabungkan data, teknologi, dan kreativitas yang berbasis intelijen. Dimulai dari pengembangan data audience yang semakin tersegmen hingga pemanfaatan marketing teknologi untuk memudahkan analisa dari segala proses marketing digital yang dijalankan," ungkap Oki.
 
Oki juga menuturkan, sebagai penyedia layanan 360 Performance Intelligence Marketing, Fusena Digital melalui berbagai layanannya akan berusaha untuk memberi impact terbaik bagi para pelaku bisnis.
 
"Kami selalu berkomitmen untuk memberikan impact berupa ROI yang terukur dengan beberapa layanan yang disediakan seperti, Performance Management, Analytics & Tracking, Website Design & Website Development, Creative Lab, hingga Influencer Marketing," jelasnya lagi.
 
Sebagai penyedia layanan 360 Performance Intelligence Marketing, Fusena Digital membantu pengembangan bisnis digital perusahaan secara menyeluruh, dimulai dari persiapan aset digital, pengelolaan data, analisis marketing, hingga ke proses komunikasi kreatif. 
 
Terakhir, meski penuh dengan tantangan, Ergin selalu berupaya agar layanan 360 Performance Intelligence Marketing yang dikerjakan ia dan timnya mampu mencapai tujuan para kliennya.
 
"Cara untuk menuju kesana (performance marketing) pastinya tidak mudah, tapi kami percaya, bahwa dengan landasan komunikasi yang kuat di internal dan ke eksternal (klien) semuanya dapat dicapai dengan baik," pungkas Ergin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan