"Jadi ini ekspor perdana. Artinya, di Indonesia pertama kali ada ekspor untuk pakan hewan kesayangan. Tujuan pertama Brunei Darussalam, nanti disusul beberapa negara Asia Tenggara," ujarnya di sela peluncuran ekspor perdana dikutip dari Antara, Kamis, 11 November 2021.
Ia mengatakan ekspor perdana pakan hewan peliharaan ini menjadi pertanda bahwa produk Indonesia tidak kalah dengan produk lain yang banyak diproduksi dan diimpor dari luar negeri.
"Ini menjadi pengakuan dari negara luar, minimal dari ASEAN, dalam hal ini Brunei Darussalam, bahwa kualitas produk pakan hewan kesayangan dalam negeri dapat berkompetisi dengan produk luar," katanya.
Ia mengatakan ekspor pakan hewan peliharaan ini sesuai dengan pesan Presiden dan Menteri Pertanian RI yang perlu digenjot untuk memulihkan dan meningkatkan ekonomi Indonesia.
Selain pakan hewan peliharaan, ada sejumlah komoditas hasil pertanian subsektor peternakan seperti pakan ternak, telur, dan daging ayam, yang nilai ekspornya bakal digenjot.
Selama 2020, kata Nasrullah, nilai ekspor subsektor peternakan Indonesia mencapai USD 964,9 juta dan sampai September 2021, nilai ekspornya mencapai USD 878,4 juta.
"Terjadi kenaikan 39 persen (nilai ekspor subsektor peternakan) dibandingkan periode yang sama (September) 2020. Artinya, subsektor ini cukup signifikan berkontribusi pada perekonomian," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Paulius Juta, selaku Presiden Direktur PT Central Windu Sejati mengakui nilai ekspor belum banyak, hanya satu truk kontainer seberat 10 ton makanan kucing dengan merek Bolt dan Cleo ke Brunei Darussalam.
"Tahap selanjutnya kami rencanakan Desember. Kami akan ekspor produk yang sama (pakan kucing Bolt dan Cleo) ke Filipina dengan berat kurang lebih sama, sekitar 10 ton," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News