Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas'ud Khamid dalam peninjauannya ke SPBU menjelaskan ATG yang dipasang di tangki pendam SPBU terhubung langsung dengan ruang kontrol di SPBU dan juga Terminal BBM Pertamina.
"Sehingga ke depannya jaminan ketersediaan stok di SPBU menjadi lebih baik. Karena jika stok mencapai batas minimum, langsung terkomunikasikan secara otomatis ke ATG yang ada di Terminal BBM. Sehingga ketersediaan stok selalu terjaga," katanya dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu, 3 Mei 2020.
Selain untuk memantau ketersediaan stok, dengan adanya ATG di tangki pendam SPBU ini maka titik serah produk yang sebelumnya di Terminal BBM Pertamina, kini bisa digeser ke tangki pendam SPBU. Dengan demikian, maka jika terjadi losses selama pengiriman dari Terminal BBM Pertamina ke SPBU, akan menjadi tanggung jawab Pertamina.
"Ini merupakan upaya Pertamina untuk terus menjalankan proses bisnis dengan lebih akuntabel dan transparan terutama kepada mitra bisnis kami yaitu SPBU," tambahnya.
Manfaat pemasangan ATG ini diakui oleh Ketua DPD III Hiswana Migas Juan Tarigan sebagai perwakilan pengusaha SPBU.
"Ini cita-cita kami selaku pemilik SPBU dari dulu. Dengan sistem ini maka memudahkan kami mengontrol losses dengan sistem yang dikeluarkan Pertamina. Dan ini juga bisa meminimalisir tingkat losses di SPBU. Program ini membantu kami selaku pemilik SPBU dalam mengontrol bisnis ke depan nantinya, dan ini sangat ditunggu-tunggu dan disambut baik oleh kita semua," jelas Juan.
Pemasangan ATG merupakan bagian dari program digitalisasi SPBU. Pertamina berencana memasang 24 ribu ATG di 5.518 SPBU. Hingga saat ini sekitar 75 persen dari semua SPBU telah selesai dipasangi ATG.
"Melalui program ini, maka konsumen dapat terlayani dengan lebih baik lagi, baik dari sisi ketepatan liter maupun juga kualitas produk," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News