BI. Foto : MI/Usman Iskandar
BI. Foto : MI/Usman Iskandar

BI Bakal Selektif Ambil Langkah Pelonggaran

Husen Miftahudin • 18 Juni 2020 13:14
Jakarta: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprakirakan Bank Indonesia (BI) akan lebih selektif dan berhati-hati untuk mengambil langkah pemangkasan suku bunga acuan. Meskipun kebutuhan pelonggaran moneter cukup terbuka untuk merespons kinerja perekonomian yang turun cukup dalam pada kuartal I-2020.
 
Mengutip laporan indikator likuiditas LPS yang dikutip Medcom.id, Kamis, 18 Juni 2020, bank sentral tetap melihat adanya ruang penurunan suku bunga melihat rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, BI melakukan kebijakan triple intervention yang terukur.
 
Hal ini meningkatkan pelonggaran moneter melalui quantitative easing, memperkuat manajemen likuiditas dengan penyesuaian GWM (Giro Wajib Minimum), serta memperluas penggunaan transaksi pembayaran secara nontunai.

Laporan tersebut juga menyebutkan langkah pelonggaran likuiditas tetap akan menjadi strategi lain dari Bank Indonesia untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar. Sehingga diperkirakan hal ini akan mendorong JIBOR (Jakarta Interbank Offered Rate) turun lebih rendah.
 
Ramalan LPS ini sejalan dengan proyeksi Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro. Ia menilai Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate hingga 50 bps. Bunga acuan saat ini berada di level 4,5 persen.
 
"Kami sendiri menilai ada ruang di Bank Indonesia sekitar 25-50 bps," sebut Andry dalam diskusi virtual, Rabu, 17 Juni 2020.
 
Menurutnya, penurunan suku bunga tersebut sejalan dengan tingkat inflasi yang diprediksi masih rendah yakni di bawah tiga persen. Di sisi lain, stimulus tambahan masih tetap dibutuhkan meskipun suku bunga acuan kini sudah dapat menjangkau inflasi dan volatilitas nilai tukar.
 
Apalagi stimulus Bank Sentral Amerika Serikat dan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat cenderung stabil. Karena itu, ia meramal pemangkasan suku bunga akan dilakukan otoritas moneter pada paruh kedua tahun ini.
 
"Kemudian di second half (semester II) juga ada potensi kalau stimulus dari bank sentral AS kemudian dialirkan oleh investor yang mulai pasang posisi risk on. Ini memang bisa membuat rupiah berada di jaluk fundamentalnya. Itu yang menjadi alasan tim kami," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan