Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penurunan impor secara year on year memang cukup dalam. Sementara menurut penggunaan barangnya, impor baik untuk konsumsi, bahan baku/penolong, hingga barang modal juga masih mengalami penurunan.
"Dari struktur impornya kita perlu memberikan perhatian terutama untuk impor bahan baku dan barang modal karena ini diperlukan untuk manufaktur dan PMTB (investasi)," kata dia dalam video conference di Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2020.
Impor bahan baku/penolong pada Juli 2020 tercatat USD7,39 miliar atau turun 2,5 persen dari Juni 2020 dan turun 34,46 persen dibandingkan Juli 2019. Sementara impor barang modal tercatat USD1,97 miliar, atau naik 10,82 persen dari Juni 2020, namun turun 29,25 persen dibandingkan Juli tahun lalu.
Sementara secara kumulatif sejak Januari hingga Juli 2020, impor untuk bahan baku/penolong tercatat USD60,12 miliar atau turun 17,99 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sedangkan impor barang modal tercatat USD12,96 miliar atau turun 18,98 persen dari periode sama tahun lalu.
"Tentu untuk bisa kembali ke normal, kita butuh waktu. Tetapi kalau dari yang saya gambarkan tadi saya melihatnya lebih kepada progres, bahwa ekspor kita itu bergerak, sebetulnya bergerak positif dari Mei ke Juni, ke Juli dan sebagainya," jelas dia.
Untuk itu, Suhariyanto menambahkan, butuh waktu untuk memulihkan kembali kondisi ekonomi seperti sebelum terjadinya pandemi covid-19. Meski begitu, ada pergerakan positif tak hanya dari kinerja ekspor saja,tetapi juga untuk impor selama Juli 2020 ini.
"Kita semua butuh waktu, tidak mungkin kita habis dihantam covid selama kuartal II yang cukup dalam, kemudian recovery begitu cepatnya. Kita butuh waktu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id