Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan beberapa lembaga penelitian, salah satunya Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Saat ini di Indonesia sudah ada dua warga yang dinyatakan positif terkena korona. Menurut dia itu bisa menjadi sampel virus untuk diteliti lebih lanjut sebagai bagian dari pengembangan vaksin.
"Kita sama Balitbang Kemenkes akan meneliti, semoga kita bisa bikin vaksin ke depannya," kata Basyir di Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.
Ia bilang jika dimulai dari awal, penelitian membutuhkan waktu antara 10-15 tahun. Namun jika dilakukan dengan kerja sama lembaga penelitian kemungkinan bisa lebih cepat.
Kerja sama terbuka untuk semua pihak, termasuk dari luar negeri. Sebab menurut dia saat ini seluruh dunia tengah melakukan koordinasi bersama organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk menangani epidemi ini.
"Misal ada lembaga riset yang sudah tahap satu, tapi mungkin mereka tidak punya kapasitas melanjutkan. Jadi memang harus ada koordinasi. Kalau seandainya sudah ada yang ke tahap dua, bisa dua hingga tiga tahun lebih cepat," ujar Basyir.
Lebih lanjut dia mengatakan sambil menunggu vaksin korona ditemukan, Bio Farma memiliki vaksi lain yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh. "Stoknya cukup," jelas Basyir.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir endorong BUMN farmasi yakni Bio Farma untuk mengupayakan pengembangan vaksin korona dalam rangka mencegah penyebaran wabah virus tersebut. Hal itu juga dengan harapan bisa mewujudkan ketahanan kesehatan nasional.
"Yang pasti BUMN farmasi yakni Bio Farma akan (didorong) untuk siap membuat vaksin dan kalau sudah ada akan mereka coba," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News