Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Suswijiono Moegiarso (Foto:Dok.Metro TV)
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Suswijiono Moegiarso (Foto:Dok.Metro TV)

Komitmen Negara G20 Cegah Krisis Global

Rosa Anggreati • 31 Oktober 2022 17:59
Jakarta: Pertemuan 20 pemimpin negara-negara terkuat dunia KTT G20 sebentar lagi akan digelar. Pertemuan yang digelar di kawasan Nusa Dua, Bali, akan memfinalisasi berbagai rangkaian pertemuan sepanjang 2022.
 
Penyelenggaraan KTT G20 akan didahului oleh penyelenggaraan Pertemuan Sherpa G20 (Sherpa Meeting) dan Pertemuan Deputies Finance. Dalam Sherpa Meeting akan dilakukan pembahasan seluruh substansi yang akan dituangkan dalam Leaders’ Declaration.
 
Pertemuan KTT G20 akan membahas berbagai isu yang berfokus pada tiga isu prioritas yakni arsitektur kesehatan global, ekonomi digital, dan transisi energi.
 
Berbagai rangkaian pertemuan tersebut terbagi menjadi dua jalur. Pertama, jalur keuangan dengan fokus isu ekonomi dan keuangan; serta jalur kedua adalah jalur sherpa dengan fokus isu ekonomi non keuangan.
 
Para menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 FMCBG sepakat memperkuat komitmen sebagai lembaga multirateral dan penguatan kebijakan yang terkoordinasi dan harmonis untuk kestabilan ekonomi global.
 
Berikut ini, isi kesepakatan FMCBG ke-4 tahun 2022:
 
1. Penguatan kebijakan secara terkoordinasi dan harmonis
 
2. Penguatan komitmen untuk menciptakan ketahanan sistem keuangan
 
3. Penegasan komitmen pelaksanaan regulasi dan pengawasan sektor keuangan yang mencakup aset pasar crypto.
 
4. Menegaskan komitmen laporan keuangan berkelanjutan
 
5. Mendukung revitalisasi investasi dalam infrastruktur secara berkelanjutan, inklusif, dan mencukupi
 
6. Penegasan komitmen dalam pelaksanaan sistem perpajakan internasional
Komitmen Negara G20 Cegah Krisis Global
Sementara itu di jalur Sherpa disepakati rancangan Deklarasi Pemimpin (Leaders' Declaration) berisi substansi pembahasan prioritas Presidensi G20 Indonesia, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi.
 
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Suswijiono Moegiarso mengatakan bahwa jalur Sherpa berkomitmen untuk menyelesaikan Leaders' Declaration. Hal ini berarti, di dalam pembahasan yang sangat dinamis, seluh sherpa sepakat untuk mencapai konsensus dalam mewujudkan adanya suatu Leaders' Declaration di dalam KTT G20.
 
Mengenai substansi Leaders' Declaration, Sesmenko Perekonomian Suswijiono Moegiarso menjelaskan, ini bagaimana para negara-negara G20 mendetailkan hal-hal yang menjadi prioritas dari G20 itu sendiri.
 
"Substansi dari Leaders' Declaration lebih kepada bagaimana kita mendetailkan hal-hal yang terhubung  dengan prioritas yang ada di G20 utamanya adalah 3 ditambah satu prioritas yakni mulai dari arsitektur kesehatan global, ekonomi digital dan transisi energi dan ketahanan pangan," ucapnya.
 
Tidak hanya itu, deklarasi juga membahas mengenai isu ketahanan pangan yang menjadi isu global saat ini. Jalur Sherpa juga mendorong manfaat nyata Presidensi G20 untuk mempercepat pemulihan global pascapandemi covid-19 berupa proyek, program, atau inisiatif. Proyek-proyek tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan berkelanjutan, riil, dan konkret.
 
Proyek, program, atau inisiatif tersebut diklasifikasikan berdasarkan 3 prioritas Presidensi Indonesia 2022 dan akan dituangkan dalam Leaders’ Declaration yaitu pada Annex G20: Action for Strong and Inclusive Recovery dan diharapkan dapat menjadi lead examples bagi pembangunan berkelanjutan yang riil dan konkret dengan memanfaatkan kerja sama internasional yang melibatkan peran multi stakeholders.
 
“Melalui concrete deliverables ini berbagai proyek tersebut diharapkan akan memberikan manfaat yang nyata dan menjadi legacy bagi Indonesia. Berbagai list of project dari concrete deliverables ini saat ini sedang kita bahas bersama seluruh kementerian teknis. Yang dinamakan concrete deliverables ini nanti di dalam Leader’s Declaration akan kami masukkan sebagai Annex di sana,” ujar Sesmenko Susiwijono.
 
Selain itu, proyek-proyek tersebut harus memenuhi beberapa kriteria yaitu berasal dari dua atau lebih negara anggota G20, berdampak global, memiliki mekanisme pendanaan yang jelas, bukan merupakan duplikasi dari forum yang lain, dan bukan merupakan proyek “recycled”.
 
Sementara itu, pada 2023 diperkirakan terdapat tantangan resesi global yang berpotensi menggoyang perekonomian Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo menyebut pada 2023 akan gelap.
 
Menanggapi hal tersebut, Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan ancaman resesi itu merupakan yang tersulit di G20 karena ini bersumber pada The Fed. Karena, The Fed merasa terlambat untuk menurunkan inflasi di AS, dan untuk menebus kesalahannya The Fed menggunakan jalur peningkatan suku bunga basis poin yang cukup tinggi.
 
Ia juga menambahkan, yang menjadi masalah peningkatan suku bunga oleh The Fed adalah dolar merupakan alat likuiditas yang dipakai di seluruh dunia. Terlebih, dolar tidak hanya dijadikan alat transaksi, tetapi juga menjadi alat untuk investasi.
Komitmen Negara G20 Cegah Krisis Global
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan