Analis Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ahli Madya Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Rudi Arpian mengatakan keputusan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto sekaligus Ketua Komite Pengarah (Komrah) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ini disambut baik para pelaku sektor sawit di Sumsel.
baca juga: Aspekpir: Permentan Lindungi TBS Sawit Petani |
Beberapa hari lalu pemerintah mengumumkan perpanjangan masa penghentian pungutan ekspor (PE) minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebesar nol dolar AS yang semula 31 Agustus menjadi 31 Oktober 2022. Keputusan pemerintah disambut baik juga 105.962 keluarga petani atau pekebun sawit di Sumatra Selatan.
"Pabrik Kelapa Sawit dan eksportir CPO di Sumsel merasa senang karena harga TBS saat ini mulai membaik. Sementara stok tangki timbun CPO saat ini mulai normal kembali," jelas dia dikutip dari Antara, Senin, 5 September 2022.
Kemudian, dari sisi harga minyak goreng curah di sejumlah pasar di Kota Palembang, ibu kota Sumsel, juga turun drastis dari biasanya Rp18 ribu per liter menjadi Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per liter.
Ia mencontohkan harga penjualan minyak goreng curah di Pasar Lemabang yang saat ini Rp14 ribu per liter dan di Pasar Km 5 dijual Rp15 ribu per liter. Ia pun menyarankan, untuk menjaga momentum ini pemerintah juga memutuskan untuk menambah alokasi biodiesel dari 10.151.018 Kiloliter menjadi 11.025.064 Kiloliter.
Kemudian, pembangunan pabrik minyak makan merah (3M), dukungan percepatan peningkatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), serta percepatan program peremajaan sawit rakyat (PSR).
"Dengan perpanjangan waktu penundaan pungutan ekspor diharapkan kegiatan ekspor berjalan normal. Dengan demikian, kata dia, harga TBS pun mulai terdongkrak naik. Saat ini harga TBS Provinsi Sumatera Selatan sudah menyentuh harga Rp2.189,82/Kg dan diprediksi akan naik lagi di periode I bulan September ini," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News