Sepanjang Januari hingga September, realisasi investasi tercatat mencapai Rp659,4 triliun atau 73,3 persen dari target sebesar Rp900 triliun. Investasi Januari-September 2021 ini mengalami pertumbuhan 7,8 persen. Dari realisasi investasi ini, Kementerian Investasi/BKPM mencatat penyerapan tenaga kerja mencapai 912.402 orang.
"Ternyata Bapak Presiden, kami melaporkan bahwa realisasi investasi uang yang masuk itu belum tentu akan produktif sama dengan di sektor hilirisasi," kata dia dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021, Rabu, 24 November 2021.
Ia mencontohkan realisasi investasi di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah terbilang lebih rendah dibandingkan Jawa Barat yang menempati urutan pertama. Namun karena investasi di dua daerah tadi dilakukan dengan mendorong hilirisasi, Bahlil menyebut, multiplier effect yang ditimbulkan jauh lebih besar.
"Contoh di Maluku Utara atau Sulawesi Tengah investasinya tidak sebesar Jawa Barat, tetapi multiplier effect-nya di di Maluku Utara sama Sulawesi Tengah tinggi. Jadi nilai investasi tinggi atau tidak, belum tentu mencerminkan multiplier effect yang masif," ungkapnya.
Pada Januari-September 2021, realisasi investasi di Jawa Barat mencapai Rp107,2 triliun atau 16,3 persen dari total realisasi investasi. Realisasi investasi di Jawa Barat ini terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar USD4,2 miliar dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp45,3 triliun.
Sementara pada periode yang sama, realisasi investasi di Maluku Utara terdiri dari PMDN sebesar Rp1,1 triliun dan PMA sebesar USD1,8 miliar. Sedangkan di Sulawesi Tengah, realisasi investasinya tercatat sebesar Rp2,6 triliun berasal dari PMDN dan USD1,7 miliar dari PMA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News