HERO akan mengubah gerai-gerai Giant menjadi IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant.
"Tentunya perusahaan harus melakukan kebijakan strategis untuk melakukan usaha yang masih produktif yaitu IKEA, Hero, dan Guardian," kata Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey, saat dihubungi Medcom.id, Selasa, 1 Juni 2021.
Roy juga menilai, kebijakan tersebut akhirnya ditempuh perusahaan lantaran pemerintah dinilai mengabaikan industri retail modern. Selama pandemi, industri retail modern kurang mendapat perhatian dari pemerintah baik berupa insentif atau program pemulihan ekonomi nasional.
"Jadi, itu adalah langkah kebijakan strategis karena kita melihat bahwa kita enggak ada bantuan dari pemerintah agar kita tetap eksis peretail modern," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur Hero Supermarket Patrik Lindvall menjelaskan, keputusan tersebut merupakan hasil dari kajian strategis seluruh bisnis perseroan.
Perseroan menilai merek dagang IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant.
"Dalam kurun waktu dua tahun, kami menargetkan akan menggandakan empat kali lipat jumlah gerai IKEA kami dibanding 2020, serta membuka hingga 100 gerai Guardian baru hingga akhir 2022," kata Patrik.
Ia menjelaskan, perseroan akan mengubah hingga lima gerai Giant menjadi IKEA, yang diharapkan dapat menambah aksesibilitas bagi pelanggan.
Sementara untuk gerai Giant lainnya perseroan akan menutupnya pada akhir Juli 2021. Saat ini negosiasi terkait potensi pengalihan kepemilikan sejumlah gerai Giant kepada pihak ketiga masih berlangsung.
Selain itu, perseroan juga sedang mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi gerai Hero Supermarket.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News