"Kita tidak ingin disaat produktivitas dan rendenmen tinggi, mengalami masalah pada saat pengolahannya," ujar Direktur Tanaman Semusim dan Rampah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro, Senin, 12 Juli 2021.
Sebaliknya, lanjut Bagus, ketika industri mengharapkan bahan baku yang bermutu dan banyak, tidak terkendala dengan bahan bakunya. Karena itu dari sisi hulu Kementan terus mendorong perluasan areal untuk menghasilkan produksi tinggi dan bagus.
Sementara di hilir industri juga harus membeli tebu petani dengan harga yang bagus serta menghasilkan gula yang bagus. Dia mengatakan, untuk memperkuat kemitraan kelompok tani Kementan akan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan BUMN. Sehingga saat petani menjual panennya kepada pabrik gula dengan mutu yang baik, mendapatkan harga wajar.
Sekalipun ada produk yang masih kurang sesuai, maka industri harus ikut andil untuk memberi binaan seperti memperbaiki kebun sampai panen agar petani mendapat kepastian harga.
"Jangan sampai petani yang menjual tebunya dengan hasil bagus dan tidak bagus, dihargai dihargai sama, ini menjadi tidak adil bagi petani," jelas Bagus.
Bagus mengatakan, untuk percepatan program swasembada gula konsumsi nasional pada 2021 sebesar 10.798 hektare (ha) yang terbagi menjadi beberapa kegiatan yakni perluasan seluas 1.000 ha, rawat ratun 6.798 ha, dan bongkar ratun 3.000 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News