Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika Nasyith Majidi memaparkan, bahwa di Indonesia, zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) belum menjadi tradisi dalam pengelolaan produktif. Bukan hanya menggalakan wakaf produktif, namun juga mulai mengembangkan zakat produktif di Indonesia.
"Zakat produktif sangat layak dikembangkan di Indonesia dan menjadi salah satu instrumen dari solusi bagi penyelesaian atau jawaban beberapa persoalan perekonomian di Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 7 Spetember 2020.
Saat ini persoalan utama yang dihadapi oleh petani adalah modal awal atau biaya yang terlalu besar. Namun hal ini bisa diatasi dengan program pembiayaan dari dana wakaf produktif yang tersalurkan melalui penggerak Social Trustfund (STF) Dompet Dhuafa bersama OK OCE Indonesia.
"Di pertanian Sukabumi sudah terlihat pengaplikasiannya. Adanya program di ketahanan pangan berbasis masyarakat pesantren kerjasama OK OCE dengan Dompet Dhuafa. Mudah-mudahan dapat mengkloningnya ke dalam program-program yang lebih besar," ungkapnya.
Ia berharap, pemerintah dapat mengadopsi kerjasama dalam program ketahanan pangan tersebut. Menurut dia, keterlibatan private publik partnership bukan hanya untuk gerakan yang sifatnya sosial biasa, namun untuk gerakan-gerakan yang sifatnya untuk ketahanan ekonomi.
"Mudah-mudahan ke depan OK OCE bersama Dompet Dhuafa dapat membuat program yang lebih lagi sebagai solusi kebangsaan, solusi ketahanan pangan, solusi pemberdayaan ekonomi. Pada akhirnya kita menjadi bagian dari bangsa, bukan hanya melihat persoalan namun menjadi pengurai masalah," jelas dia.
Dari 50 hektare sawah di Sukabumi binaan pesantren Al Muhtadin ini telah membuka lapangan kerja baru bagi 100 orang. Melalui program wakaf produktif, petani akan mendapat Rp7 juta hingga Rp10 juta sekali panen. Sebelumnya, penghasilan mereka dengan sistem ijon sangat kecil atau bahkan tidak ada.
Bukan hanya membuka lapangan kerja, langkah ini juga menstabilkan harga di masyarakat, dengan memangkas sistem ijon dan kolaborasi antar penggerak. Langkah tersebut mampu memangkas tata niaga yang panjang dan merugikan, sehingga harga beli ke petani sangat layak dan harga jual ke masyarakat juga terjangkau.
"Sekitar 15 juta masyarakat kehilangan mata pencaharian. Namun, alhamduliah pertanian masih tumbuh. Masih ada sektor yang menyumbang tenaga kerja terbesar. Seperti panen raya ini, ekonomi bergerak di desa. Ini kita dapat menyebutnya green jobs. Lapangan kerja berbasis pangan," ujar Founder OK OCE Indonesia Sandiaga Uno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News