Ilustrasi bijih nikel - - Foto: dok Antam
Ilustrasi bijih nikel - - Foto: dok Antam

Ekspor Barang Mentah untuk Hilirisasi Mulai Dilarang, Apa Saja Komoditasnya?

Eko Nordiansyah • 17 Maret 2022 15:11
Jakarta: Pemerintah akan secara bertahap melarang ekspor barang mentah hasil sumber daya alam. Sebab, pemerintah ingin prioritas investasi yang bisa mendorong hilirisasi sehingga memberikan nilai tambah.
 
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan hilirisasi sumber daya alam ini sudah dilakukan mulai dari nikel untuk membangun industri baterai mobil listrik. Bahlil memastikan, Indonesia akan terus konsisten untuk mendorong energi baru terbarukan serta mendorong pembangunan investasi yang ramah lingkungan.

 
"Atas dasar konsistensi itu kami hari ini melarang ekspor ore nikel, salah satu tujuannya adalah kami ingin untuk membangun industri baterai salah satu terbesar di dunia, itu cita-cita kami," kata dia dalam 'Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan', Kamis, 17 Maret 2022.

Setelah nikel, Bahlil menyebut, pemerintah akan melarang ekspor bauksit mulai tahun ini dan tembaga pada tahun depan. Sama seperti halnya penetapan larangan ekspor nikel, kebijakan ini juga dilakukan untuk mendorong transformasi ekonomi dari sektor primer kepada industri bernilai tambah.
 
Ia menambahkan, hilirisasi nikel saat ini membuat Indonesia menjadi pusat produksi mobil listrik dunia. Bahkan sejumlah perusahaan luar negeri seperti LG telah memulai pembangunan proyek investasi senilai Rp142 triliun bekerja sama dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) selaku holding dari empat BUMN.
 
"Mobilnya kemarin sudah kita resmikan Hyundai, itu satu integrasi mobil listrik di Asia Tenggara dan Indonesia yang pertama. Jadi ini bukan baru akan nanti tapi sudah kita lakukan dan untuk baterai cellnya akan mulai berproduksi di perkirakan di 2023 akhir. CATL juga demikian melakukan hal yang sama," ungkapnya.

 
Kementerian Investasi/BKPM sebelumnya telah memfasilitasi investasi pada industri baterai mobil listrik dari perusahaan LG asal Korea Selatan sebesar USD9,8 miliar atau Rp142 triliun, dan CATL asal Tiongkok sebesar USD5,2 miliar atau Rp75,4 triliun (dengan kurs Rp14.500 per USD).
 
Investasi LG dan CATL tersebut akan masuk pada rantai pasok mulai dari hulu ke hilir industri baterai mobil listrik di Indonesia. Masuknya beberapa investasi besar tersebut merupakan bukti nyata bahwa Indonesia mampu mewujudkan target sebagai salah satu pemain industri mobil listrik di dunia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan