"Tiga komoditas yang cukup mengagetkan masyarakat khususnya emak-emak ini membuat kita semua menjadi cukup sulit menghadapi perpindahan tahun ini," kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan, dalam keterangan tertulis, Senin, 27 Desember 2021.
Reynaldi tak menduga kenaikan harga berada pada rentang waktu yang cukup lama. Untuk harga minyak goreng curah dan kemasan naik cukup fantastis seiring dengan kenaikan minyak kelapa sawit (CPO).
"Kami berharap pemerintah mengantisipasi dan melakukan upaya lanjutan sehingga 2022 minyak goreng segera bisa turun harganya," imbuh dia.
Harga cabai rawit
Untuk harga cabai rawit merah, lanjutnya, memang rutin mengalami kenaikan pada akhir tahun. Hal ini mengikuti perubahan cuaca dan tingginya permintaan atau demand di pasaran.
Karenanya, Reynaldi meminta pemerintah memperbanyak wilayah atau sentra produksi cabai rawit merah demi menekan harga.
"Kami berharap ke depan ada grand design pangan, strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa diperbanyak. Tahun lalu sudah terjadi mencapai Rp100 ribu per kilogram (kg), hari ini terjadi kembali bahkan Rp100 ribu lebih per kg," ungkap dia.
Berikutnya harga telur yang menembus Rp30 ribu per kg menjadi pencapaian terburuk bagi pemerintah. Karena harga komoditas ini semestinya stabil lantaran mudah dijangkau oleh kalangan bawah.
"Tiga catatan ini membuat kami memberikan rapot merah kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Kami berharap agar kita bersama-sama menjaga agar harga pangan tidak tinggi dan masyarakat atau konsumen tidak kesulitan mendapatkan pangan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News