"Secara keseluruhan bahkan se-Jabodetabek sebenarnya 12 komoditi kita, khususnya beras semua tersedia dengan baik. Dan kita di Kementan terus memantau ketersediaan pangan secara intens baik di Jakarta maupun di 34 provinsi lainya," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Kamis, 28 April 2022.
Syahrul mengatakan, PIBC merupakan salah satu barometer dalam menghitung berapa jumlah ketersediaan beras yang ada. Terutama beras yang ada di kawasan Jabodetabek seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok.
"Alhamdulillah tentu saja tinggal minyak goreng yang harus mendapat perhatian bersama. Tapi saya melihat persiapan minyak goreng juga semakin hari sudah semakin baik," kata Syahrul.
Dia menegaskan bahwa selama ini jajaran Kementan baik dari eselon 1 maupun 2 terus melakukan faktualisasi di 34 provinsi seluruh Indonesia. Langkah ini merupakan arahan Presiden Jokowi untuk memastikan ketersediaan pangan nasional dalam kondisi aman.
"Tidak ada pejabat Kementan yang hari ini tidak ada di lapangan. Semua bergerak ada di 34 provinsi. Mereka yang mendeteksi ketersediaan pangan strategis kita sesuai perintah Bapak Presiden," tegasnya.
Perlu diketahui, rata-rata harga beras pada Maret 2022 lalu mencapai Rp9.949 per kilogram. Sedangkan rata-rata harga beras pada April 2022 mencapai Rp9.930 per kilogram. Artinya, Maret ke April 2022 terjadi penurunan sebesar 0,19 persen.
Sementara secara kumulatif, rata-rata harga beras Januari-April 2021 mencapai Rp10.170 per kilogram, rata-rata harga beras Januari-April 2022 sebesar Rp9.930 per kilogram dan 2021 ke 2022 terjadi penurunan harga sebesar 2,06 persen. Penurunan sendiri diakibatkan panen raya yang berlangsung di sejumlah daerah.
"Intinya beras kita dalam keadaan cukup. Tentu saja yang paling aman harganya tetap dinamis. Kita berharap jangan turun terlalu jauh karena petani kita juga harus dapat keuntungannya," pungkas Syahrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News