"Meski kasus meningkat, namun pemerintah dalam kendali penuh menghadapi varian omicron ini. Peningkatan kasus terkendali aktif varian lebih dari 90 persen dari kasus puncak Delta. Kita tidak perlu jemawa dan tetap disiplin," tegas Koordinator PPKM Jawa & Bali Luhut Binsar Pandjaitan dalam evaluasi PPKM yang disiarkan secara virtual, Senin, 24 Januari 2022.
Luhut mengungkapkan belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus Omicron yang eksponensial. Hal itu terlihat dari posisi Bed Occupancy Ratio (BOR) di Jawa-Bali yang jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta.
Kondisi tersebut, sambungnya, memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan. Adapun batas BOR yang merupakan angka persentase penggunaan tempat tidur (TT) di unit rawat inap (bangsal) adalah sebesar 60 persen.
"Sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, hari ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain," ungkap Luhut.
Ia menjelaskan kasus harian dalam sepekan terakhir terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, kasus di Jawa-Bali mendominasi kenaikan kasus harian.
Kenaikan kasus di Jawa-Bali teridentifikasi bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek. Sementara itu, dari sisi level PPKM terjadi peningkatan jumlah kabupaten/kota yang masuk ke level 1.
"Kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa-Bali selama 14 hari terakhir juga masih pada tingkat yang cukup rendah," pungkas Luhut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News