Hal itu diungkapkan Senior Executive Vice President (SEVP) Human Capital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Steven A. Yudiyantho, dalam talkshow bertajuk The Momentum of Transformation: When Stories Become Direction, yang digelar PT Geo Dipa Energi (Persero) di Jakarta.
Steven mengatakan, banyak perusahaan yang terjebak dalam dua kendala umum, kecenderungan over customization sistem serta lemahnya penerapan change management di tahap awal perubahan.
"Pengalaman saya menunjukkan bahwa tantangan utama transformasi digital bukan pada sistem, tetapi pada manusia di baliknya. Change management seharusnya dibangun lebih dulu, mindset dan budaya kerja harus siap sebelum sistemnya dibangun," kata Steven.
Menurutnya, upaya menyesuaikan sistem baru dengan pola lama tanpa menyentuh akar persoalan, yaitu transformasi mindset hanyalah upaya kosmetik yang tidak berkelanjutan.
Kepemimpinan Ambidextrous dan Data-Driven
Steven menekankan bahwa keberhasilan transformasi sangat bergantung pada peran kepemimpinan. Ia memperkenalkan konsep ambidextrous leadership, yaitu kemampuan pemimpin untuk menyeimbangkan antara eksploitasi (menjaga stabilitas dan kekuatan yang ada) dan eksplorasi (mengambil peluang dan inovasi masa depan).
Seorang leader harus memiliki kemampuan berpikir berbasis data dan digital literacy yang kuat, serta mampu memastikan setiap keputusan didorong oleh data yang valid, bukan sekadar asumsi.
Untuk mewujudkan transformasi yang terukur dan berkelanjutan, Steven menggarisbawahi tiga pilar mindset yang harus dipegang teguh oleh seluruh insan organisasi. Pertama data driven, mengambil keputusan berdasarkan analisis data yang benar.
Kedua, growth mindset, Semangat untuk terus belajar dan beradaptasi dan ketiga, customer focus, menjadikan nilai dan kebutuhan pelanggan sebagai orientasi utama.
Steven menegaskan bahwa transformasi harus bersifat inklusif dan adaptif, didukung dan dipahami di semua tingkatan organisasi. Keberhasilan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi pada kematangan pola pikir dan budaya kerja yang berorientasi pada pembelajaran dan nilai pelanggan.
Plt. Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Umum GeoDipa, Hanif Osman, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari proses upskilling dan pembelajaran bersama untuk mengisi kembali energi positif dan memperkuat komitmen terhadap perubahan.
"Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi kesempatan untuk recharge diri kita. Harapan saya, jangan hanya datang dan duduk diam, mari kita bawa pulang energi baru. Kita harus terus tumbuh dan mengejar berbagai ketinggalan yang ada," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News