Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi
Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi

290 Saham Melemah, IHSG Berakhir Terkoreksi

Annisa ayu artanti • 07 Mei 2024 17:23
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa sore, setelah terpantau berfluktuasi seharian.
 
Mengacu data RTI, Selasa, 7 Mei 2024, IHSG ditutup di level 7.1233,612 atau melemah 12,27 poin setara 0,17 persen dibandingkan posisi pembukaan perdagangan.
 
Berdasarkan data tersebut, tercatat IHSG sempat mencapai level tertinggi harian di posisi 7.159,76 dan level terendah 7,108,17.
 
Pada hari ini sebanyak 19,34 miliar saham tercatat telah ditransaksikan dengan total nilai Rp10,85 triliun.
 
Adapun, dilihat dari jumlah saham yang mengalami penguatan hari ini sebanyak 254 saham. Sementara saham yang melemah sebanyak 290 saham dan 238 lainnya stagnan.
 
Atas pergerakan bursa saham hari ini performa IHSG dalam sebulan terakhir merorost 2,27 persen. Sedangkan untuk performa mingguan minus 0,45 persen.
 
Pelemahan IHSG hari ini sejalan dengan pelemahan beberapan indeks global, seperti Hang Seng Index yang juga terkontraksi 0,53 persen dan Starits Times Index yang merosot 0,1 persen.
 
Baca juga: IHSG Diyakini Bakal Menguat di Awal Pekan, Ini Daya Gedornya!

Sektor logistik dan transportasi pimpin pelemahan

Melansir Antara, pelemahan IHSG dipimpin oleh saham-saham sektor transportasi dan logistik.
 
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat dipimpin sektor barang baku yang naik 0,89 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor infrastruktur yang masing-masing naik sebesar 0,64 persen dan 0,36 persen.
 
Sedangkan tujuh sektor terkoreksi, yaitu sektor transportasi dan logistik turun paling dalam minus 0,90 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor teknologi yang masing-masing minus 0,78 persen dan 0,66 persen.
 
“Bursa Asia mixed (variatif) karena adanya sentimen positif maupun negatif," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas.
 
Pertama, pada hari ini Bank Sentral Australia mempertahankan suku bunganya pada level 4,35 persen, seperti yang diharapkan, namun dolar Australia tergelincir dan pasar saham Australia menguat karena para pengambil kebijakan memang lebih mengharapkan adanya pemangkasan tingkat suku bunga.
 
Pernyataan dovish tersebut didukung oleh data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan pada pekan lalu dan pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell yang menegaskan kembali bahwa pergerakan suku bunga selanjutnya akan lebih rendah.
 
Dari Eropa, para pengambil kebijakan juga sedang mempersiapkan pemotongan suku bunga yang mungkin terjadi pada Juni 2024.
 
Dari Asia, suku bunga di Jepang diperkirakan tidak akan bergerak terlalu jauh di atas nol pada tahun ini, sehingga meninggalkan kesenjangan yang besar dengan negara-negara lain di dunia, dimana para pelaku pasar memperkirakan Jepang menghabiskan hampir USD60 miliar untuk mempertahankan Yen pada pekan lalu.
 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan