Ilustrasi pembangkit listrik. Foto: Kementerian Keuangan
Ilustrasi pembangkit listrik. Foto: Kementerian Keuangan

Duh, Emisi Batu Bara per Kapita Meningkat

Annisa ayu artanti • 06 September 2023 16:49
Jakarta: Indonesia tercatat menjadi negara yang mengalami peningkatan emisi tenaga batu bara per kapita terbesar dibandingkan seluruh negara G20 dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir (2015-2022).
 
Hal ini terungkap dari laporan analisis terbaru yang dikeluarkan EMBER yang menyatakan, lembaga think-tank asal Jerman, dalam laporannya “G20 Per Capita Coal Power Emissions 2023”, yang diluncurkan Selasa, 5 September.
 
Dalam laporan itu, data emisi per kapita tenaga batu bara selama tujuh tahun terakhir terpantau meningkat di enam negara G20, yaitu Indonesia, Türkiye, Tiongkok, India, Rusia, dan Jepang.

Indonesia menjadi negara dengan persentase kenaikan tertinggi di antara negara-negara lainnya, dengan kenaikan emisi karbon per kapita sebesar 56 persen dari  2015 hingga 2022. Kemudian disusul oleh Türkiye yang mengalami peningkatan emisi per kapita sebesar 41 persen.  
Baca juga: Disebut Jadi Biang Keladi Buruknya Polusi Udara, Ini Fakta soal Emisi PLTU

Kondisi ini membuat negara-negara G20 yang merepresentasikan total perekonomian terbesar di dunia berada pada titik kritis terutama dalam menunjukkan kepemimpinannya mendorong aksi global untuk mengakhiri bahan bakar fosil dan mengantarkan dunia ke era energi bersih.
 
Terlebih bagi Indonesia, yang sebelumnya telah memegang kepemimpinan Presidensi G20 dan mengeluarkan sejumlah komitmen bersama mitigasi krisis iklim.
 
“Negara-negara G20 menyumbang 80 persen emisi sektor ketenagalistrikan dunia, dengan CO2 per kapita dari pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 1,6 ton pada tahun lalu, naik dari 1,5 ton pada 2015 dan secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 1,1 ton.” kutip EMBER, lembaga nirlaba independen di bidang energi keterangan resmi, Rabu, 6 September 2023. 

Emisi karbon per kapita tercatat menurun

Menurut EMBER, meski emisi karbon per kapita tercatat menurun di sebagian besar negara G20 sejak tujuh tahun terakhir, hal ini belum cukup untuk mengurangi total emisi per kapita tenaga batu bara G20 secara keseluruhan.
 
“Tiongkok dan India sering disalahkan sebagai penghasil polusi terbesar di dunia yang berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Namun jika kita memperhitungkan populasinya, Korea Selatan dan Australia merupakan penghasil polusi terburuk pada tahun 2022,” kata Dave Jones, salah satu penulis laporan EMBER.
 
Kontribusi emisi yang masih besar dari pembangkit listrik tenaga batu bara mengharuskan negara-negara G20 termasuk Indonesia untuk bisa lebih ambisius mengambil langkah terpadu yang diperlukan untuk meningkatkan penggunaan listrik dari energi terbarukan dan secara efektif mengurangi penggunaan batu bara.
 
Penggunaan energi terbarukan dalam skala yang lebih luas memainkan peran penting dalam mempercepat transisi energi yang penting untuk mengurangi emisi tenaga batu bara per kapita secara signifikan.
 
“Dibandingkan terus bergantung pada batu bara, berinvestasi pada energi terbarukan dapat memberikan lebih banyak manfaat. Energi terbarukan menyediakan energi ramah lingkungan, mengurangi emisi, meningkatkan keamanan energi, dan memacu pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan penciptaan lapangan kerja," kata EMBER.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan