General Manager IPC Cabang Palembang Silo Santoso menjelaskan perusahaan optimistis target tersebut dapat tercapai karena terjadi pertumbuhan positif untuk ekspor komoditas Sumsel ke sejumlah negara ekspor sejak semester II tahun lalu.
"Kami yakin bisa tumbuh karena ekspor komoditas Sumsel, karet dan kelapa, ke negara tujuan secara bertahap sudah meningkat,” kata dia, dikutip dari Antara, Kamis, 28 Januari 2021.
Silo memaparkan potensi peningkatan trafik juga didukung oleh peti kemas kosong yang mulai tersedia, yang sebelumnya sempat langka.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Bea Cukai, sekarang banyak kontainer kosong sehingga cukup, jadi kondisinya mendukung," kata dia.
Ia menjelaskan arus peti kemas di Pelabuhan Boom Baru sepanjang 2020 sebanyak 0,12 juta TEUs. Angka tersebut merosot 14,67 persen dibanding 2019 yang sebanyak 0,20 juta TEUs.
Namun demikian, dia melanjutkan, kondisi berbeda terjadi pada trafik non-peti kemas yang malah meningkat 9,4 persen pada tahun lalu, yakni sebanyak 2,42 juta ton dari sebelumnya 1,31 juta ton.
Ia menjelaskan pertumbuhan arus non peti kemas lantaran impor komoditas ke Sumsel, seperti bahan baku untuk pupuk meningkat pada tahun lalu. "Untuk trafik non-peti kemas, kami targetkan bisa tumbuh jadi 14 persen pada tahun ini," kata Silo.
Ia mengemukakan Sumsel masih jadi lokasi strategis dengan keberadaan Pelabuhan Boom Baru Palembang. Menurutnya, saat ini Kawasan Sumsel merupakan hub dari arus lalu lintas kargo di Sumatra, mulai dari Jambi, Bengkulu, Pangkal Balam, Tanjung Pandan, Teluk Bayur hingga Lampung.
"Pelabuhan Palembang mempunyai rute pelayaran strategis sehingga dapat mengakomodir volume kargo dari daerah lain," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News