Menteri Perdagangan M Lutfi. Foto: MI/Abdullah
Menteri Perdagangan M Lutfi. Foto: MI/Abdullah

Sederet PR Lutfi Setelah Resmi Jadi Menteri Perdagangan

Annisa ayu artanti • 24 Desember 2020 11:06
Jakarta: Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan banyak pekerjaan rumah yang diemban Menteri Perdagangan M Lutfi dalam beberapa tahun ke depan.
 
Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, banyak perjanjian dagang internasional menanti dalam satu hingga dua tahun ke depan. Mulai dari Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan berbagai negara, Trans-Pacific Partnership Agreement (TPA) hingga Long Term Agreement (LTA) dengan Amerika Serikat.
 
"Pekerjaan rumah Mendag ke depannya sangat banyak karena kita punya banyak CEPA dan diperkirakan dalam 1-dua tahun ke depan, IEU-CEPA juga akan diselesaikan. Ini juga belum menghitung kita akan menegosiasikan LTA dengan Amerika Serikat dan kemungkinan bergabung dengan TPP bila Biden reaktivasi TPP sebagai respons terhadap RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership)," kata Shinta kepada Medcom.id, Kamis, 24 Desember 2020.

Ia menjelaskan, seluruh perjanjian dagang tersebut mengandung banyak komitmen ambisius untuk memfasilitasi perdagangan sehingga membutuhkan banyak reformasi kebijakan dan sistem di internal Kementerian Perdagangan.
 
Selain itu. Aapindo juga menilai perjanjian-perjanjian dagang tersebut menuntut adanya kerja sama dengan kementerian lain.
 
"Untuk menjamin kelancaran dan fasilitasi perdagangan, khususnya karena saat ini terdapat tuntutan agar kuota impor Indonesia bisa transparan, predictable, dan accessible untuk semua pihak baik di dalam dan luar negeri," sebutnya.
 
Tak hanya itu, Shinta juga menyebutkan, atas perjanjian tersebut Kementerian Perdagangan dituntut untuk merampingkan dan melakukan simplifikasi proses ekspor agar lebih efisien dan mudah, bahkan untuk UMKM,
 
Di luar konteks perdagangan internasional, Shinta menambahkan Kementerian Perdagangan juga memiliki tugas besar dalam berpartisipasi membenahi rantai pasok domestik, khususnya untuk memastikan stabilitas dan kelancaran permintaan-persediaan (supply-demand) komoditas penting nasional, mengurai inefisiensi distribusi pangan nasional yang menyebabkan kelangkaan dan harga pasar  tidak terjangkau masyarakat.
 
"Masalah ini perlu kerjasama dengan berbagai pihak di luar Kementerian Perdagangan, khususnya dengan kementerian-kementerian lain terkait ekonomi seperti Kementerian Pertanian dan Kemenperin," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan