"Saya berjanji sama koperasi bahwa setiap akhir bulan atau menjelang akhir bulan Kementerian Perdagangan akan membantu mereka untuk memberikan estimasi harga wajar tahu dan tempe," kata Lutfi dalam konferensi pers Trade Outlook 2021 secara virtual, Senin, 11 Januari 2021.
Ia menjelaskan semenjak 2013, mekanisme tata niaga kacang kedelai memang tidak lagi diatur oleh pemerintah. Namun, pemerintah tetap harus berperan untuk memastikan harga olahan kedelai tetap baik.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Lutfi memaparkan, naiknya harga tahu tempe yang terjadi akhir-akhir ini bukan disebabkan oleh minimnya pasokan kedelai, namun karena imbas dari naiknya harga kedelai dunia yang mencapai USD13 per bushels.
Lebih lanjut, Lutfi juga menuturkan sejauh ini harga tahu-tempe yang terbentuk adalah sekitar Rp15 ribu per kilogram (kg). Menurutnya harga tersebut merupakan harga yang wajar karena berdasarkan laporan di lapangan harga kedelai di gudang importir sekitar Rp8.500 hingga Rp9.500 per kg.
"Nah karena memang dari perajin sampai ke pasar ada hubungan simbiosis yang sangat dekat sekali, jadi saya bisa melihat bahwa harga sekarang itu yang terbentuk Rp15 ribu. Kita anggap ini adalah equilibrium baru ketika harga di gudang importir Rp8.500," jelasnya.
Oleh karena itu, dalam tiga hingga empat bulan ke depan, Kementerian Perdagangan akan memantau terus harga kedelai di gudang impor sehingga bisa menetapkan berapa estimasi harga ideal untuk tahu dan tempe.
"Setiap akhir bulannya, saya akan menghitung dalam setiap 3-4 bulan ke depan, Kementerian Perdagangan akan menghitung berapa harga wajar harga tahu tempe," pungkasnya.
(DEV)