Ilustrasi  fesyen muslim lokal - - Foto: Medcom/ Raka Lestari
Ilustrasi fesyen muslim lokal - - Foto: Medcom/ Raka Lestari

Kemenperin Kerek Daya Saing Demi Rebut Kiblat Fesyen Muslim Dunia

Husen Miftahudin • 24 Maret 2021 16:41
Jakarta: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri fesyen muslim di Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas produk yang kian bersaing guna membuat bisnis fesyen prospektif ke depannya.
 
Upaya ini dilakukan Kemenperin seiring implementasi roadmap Making Indonesia 4.0 yang memasukkan industri tekstil dan pakaian sebagai salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan.
 
"Selama ini industri tekstil dan produk tekstil (TPT) berperan penting dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional melalui penerimaan devisa dan penyerapan tenaga kerja. Kinerja ekspor industri pakaian jadi sepanjang 2020 mencapai USD7,04 miliar. Industri fesyen yang juga sangat erat hubungannya  dengan sektor industri tekstil memberikan kontribusi sebesar 6,76 persen pada PDB industri pengolahan nonmigas di 2020," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 24 Maret 2021.
 
Guna mengoptimalkan potensi industri TPT tersebut, Kemenperin gencar mendorong industri fesyen muslim nasional. Langkah ini guna mewujudkan target Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia dengan menggelar kompetisi Modest Fashion Project (MOFP).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan bahwa gelaran ini merupakan ajang kompetisi desain dan konsep bisnis fesyen muslim yang diselenggarakan sejak 2018. Pada 2021, MOFP kembali diselenggarakan dan merupakan penyelenggaraan yang keempat kalinya.
 
"MOFP menjadi sebuah kompetisi desain dan konsep bisnis fesyen muslim yang pesertanya berpeluang untuk mendapatkan hadiah sebagai juara sekaligus berhak untuk mendapatkan program pembinaan dari Ditjen IKMA bagi peserta yang dinyatakan lolos sebagai finalis 20 besar," paparnya.
 
Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan E. Ratna Utarianingrum melihat bahwa para desainer muda membutuhkan sebuah wadah dan panggung untuk dapat meningkatkan kapasitas serta kemampuan diri, khususnya sebagai wirausaha di bidang fesyen muslim serta mempromosikan dan memperkenalkan potensi produk fesyen muslim dalam negeri.
 
"Kami menyadari para desainer memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan industri fesyen, para desainer dapat memberikan inovasi dan menentukan arah tren desain khususnya dalam industri fesyen di Indonesia," tutur Ratna.
 
Ia berharap, para peserta webinar yang hadir dapat menjadi generasi desainer dan pengusaha fesyen yang mampu berkarya di kancah dunia untuk mempromosikan potensi industri fesyen nasional. Selain menyosialisasikan kompetisi MOFP, acara webinar juga diisi dengan Talkshow Fashion Business yang diisi oleh para dewan juri MOFP yang merupakan pakar berpengalaman di bidang bisnis dan industri fesyen.
 
Menurut Ratna, perkembangan jumlah umat muslim dunia menjadi salah satu pemicu utama yang mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim. Berdasarkan The State Global Islamic Economy Report 2020/2021, konsumsi fesyen muslim dunia pada 2019 diperkirakan mencapai USD277 miliar, sedangkan konsumsi fesyen muslim dunia pada tahun 2024 diproyeksi bakal menembus USD311 miliar.
 
"Sementara konsumsi fesyen muslim Indonesia sendiri pada 2019 senilai USD16 miliar, terbesar kelima di dunia setelah Iran, Turki, Saudi Arabia, dan Pakistan," sebut Ratna.
 
Kemenperin, ungkapnya, melihat hal ini sebagai peluang pasar bagi pelaku industri fesyen muslim nasional untuk mampu mengisi pasar domestik maupun global. Ia juga menyampaikan pengembangan fesyen muslim di Indonesia juga mempunyai kinerja yang diakui di dunia internasional.
 
"Semoga MOFP dapat dijadikan sebagai batu loncatan bagi teman-teman sekalian para desainer fesyen maupun pelaku industri fesyen untuk dapat menjadi seorang wirausaha baru di bidang fesyen muslim yang mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan industri fesyen nasional," pungkas Ratna.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan