Direktur Utama Mind Id Orias Petrus Moedak - - Foto: Antara/ Galih Pradipta
Direktur Utama Mind Id Orias Petrus Moedak - - Foto: Antara/ Galih Pradipta

Bangun Holding Baterai, BUMN Butuh Modal Awal Rp700 miliar

Suci Sedya Utami • 02 Februari 2021 11:35
Jakarta: Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditugaskan membentuk sebuah holding untuk  mengembangkan industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air. Modal awal yang dibutuhkan untuk mendirikan Indonesia Battery Holding tersebut sebesar USD50 juta atau setara Rp700 miliar (kurs rupiah Rp14.000 per USD).
 
Keempat BUMN tersebut antara lain Mind ID, PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina, dan PT PLN. "Untuk rencana awal IBH berdiri modalnya kurang lebih USD50 juta," kata Direktur Utama Mind ID Orias Petrus Moedak dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin, 1 Februari 2021.
 
Sementara itu, investasi keseluruhan yang dibutuhkan untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik mencapai USD13,4 miliar hingga USD17,4 miliar. Orias mengatakan besaran tersebut merupakan investasi dari hulu hingga hilir dalam membangun industri mobil listrik berbasis baterai.

Untuk tahap pertama dibutuhkan dana sekitar USD5 miliar hingga USD10 miliar. Ia menjelaskan investasi yang dibutuhkan untuk kegiatan hulu hingga masuk pada pengembangan pabrik pengolahan nikel dengan metode High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) membutuhkan dana yang besar.
 
"Di hulu ada investasi besar bukan ditambangnya tapi sudah masuk ke HPAL dan RKAF itu membutuhkan dana lebih besar kemudian akan masuk prekursor sampai ke baterai di mana PLN dan Pertamina akan ikut," tutur Orias.
 
Menurut Orias dalam kerja sama tersebut porsi ekuitas untuk memenuhi investasi sebesar 30 persen dan pinjaman 70 persen. Ekuitas akan berasal dari masing-masing BUMN serta juga kerja sama dengan para mitra nantinya. Ia menyebut ada dua mitra utama yakni CATL dan LG Chem yang juga sedang berjalan.
 
"Setelah (USD50 juta) itu kita akan melihat potensi kerja sama dengan mitra dan bagaimana pendanaan selanjutnya," jelas Orias.
 
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahajana Wirakusumah menambahkan holding tersebut nantinya akan membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) dengan para mitra internasional untuk mengembangkan pabrik baterai kendaraan listrik.
 
"Tahun ini kita harapkan bisa selesaikan JV sampai keputusan untuk investasi," jelas Agus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan